Ikom.umsida.ac.id – Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dinyatakan lolos dalam program Akuisisi Pengetahuan Lokal 2023 Periode 1 bernama Bengkel Karya. Pengumuman ini tertuang dalam unggahan akun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Senin (15/5). Ikom masuk dalam 20 besar dari 38 proposal yang telah diajukan.
Perlu diketahui bahwa Bengkel Karya merupakan program BRIN yang baru dilaksanakan tahun ini. Luaran dari akuisisi ini berupa karya audio visual. M. Andi Fikri, dosen Ikom Umsida yang juga mengikuti program ini, mengangkat tema kupang yang merupakan salah satu makanan khas dari Sidoarjo.
“Program ini dibuka sekitar Januari ya. Lalu saya membuat proposal dan Jumat kemarin wawancara. Di sini saya mengangkat kearifan lokal Sidoajo yaitu kupang berjudul Hikayat Takdir Kupang. Lalu Senin sudah pengumuman,” ucapa Andi.
Tak hanya sebagai ciri khas Sidoarjo, Andi memilih kupang sebagai ide filmnya karena saat ini Sidoarjo sudah tidak mengolah kupang dari lautnya sendiri. Para pengolah kupang di Sidoarjo mendapatkan bahan mentah kota tetangga seperti Gresik dan Madura. Hal ini disinyalir karena tidak adanya regenerasi nelayan kupang.
Baca juga: Terverifikasi! Prodi Ikom Umsida Lolos Hibah PKKM Tahun Kedua
Setelah mengetahui hasil pengumuman, lanjut Andi, ia dan timnya yang terdiri dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Umsida dari berbagai jenjang. Ia tidak membatasi mahasiswanya yang ingin menuangkan ide dan berkontribusi dalam pembuatan karya ini. Proses produksi film dokumenter tentang kupang akan digarap selama kurang lebih 2 bulan dan langsung dinilai oleh pihak BRIN.
“Penilaian nantinya ide cerita, kesesuaian dengan tema, dan kerumitan saat pembuatan karya. Jadi saya dan tim akan perkuat di riset terlebih dahulu, lalu merangkai ide cerita sekalian di-lock, baru bisa kita eksekusi. Seluruh pengeluaran saat proses pembuatan filmnya memang ditanggung kita dulu. Baru saat penilaian, akan mendapatkan insentif sesuai kriteria, terutama dari ide cerita,” sambungnya.
Dengan mengangkat tema kupang dalam program ini, Andi berharap bahwa keberadaan kupang di laut Sidoarjo akan lebih diperhatikan khususnya dukungan dari pemerintah setempat. Menurut riset Andi, jika melihat keberadaan kupang masih melimpah, akan menghasilkan keuntungan yang lebih dibandingkan harus membeli kupang dari daerah lain.
“Kalau mengambil kupang sendiri kan kita bisa mempertahankan bahwa kupang benar-benar dari Sidoarjo. Kupang diolah sendiri, dan juga dihasilkan langsung dari laut Sidoarjo, bukan membeli dari daerah tetangga,” pungkas laki-laki yang juga seorang sineas muda ini.
Untuk mengetahui update lainnya tentang Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, kamu bisa mengecek di web Ilmu Komunikasi Umsida.
(Romadhona S.)