Sepenggal Cerita di Kota Melayu Deli Eps 4: Kesawan, Kota Tua dan Anak Muda

Kesawan adalah salah satu kawasan Pecinan di Kota Medan yang berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Jalan yang dulu dikenal dengan jalan Kesawan tersebut merupakan jalan tertua di Kota Medan yang dipenuhi dengan bangunan bersejarah. Kawasan ini juga merupakan jalan tertua dan menjadi pusat pemukiman etnis Tionghoa di Medan.

Tjong A Fie Mansion

Dikenal dengan kota multietnis, Medan memiliki sejarah budaya yang sangat beragam. Kali ini saya mengunjungi sebuah kawasan yang ada di Jl. Ahmad Yani, kecamatan Medan Barat, kota Medan. Namanya Kesawan, kawasan ini sebenarnya hanya berupa jalan panjang yang berakhir di perempatan menuju Jl. Balai Kota, jalanan ini dihiasi oleh bangunan-bangunan tua.

Di kawasan ini, terdapat banyak bangunan bersejarah yang menjadi saksi perkembangan sektor perdagangan di kota Medan seperti Kesawan Square (nama wisata di Kesawan saat akhri pekan) dihidupkan kembali oleh walikota Medan yaitu M. Bobby Nasution untuk dijadikan sebagai kawasan pusat kuliner untuk mewujudkan Medan The Kitchen of Asia. Di hari biasa, kawasan ini hanyalah jalan umum biasa yang dihiasi bangunan tua, namun saat hari Jum’at dan Sabtu, seluruh jalan ini beserta gangnya ditutup sejak pukul 15.00 – 23.00 WIB.

Di sepanjang jalan ini dipenuhi oleh muda mudi yang menghabiskan akhir pekan bersama orang tersayang. Jalanan itu juga menyediakan berbagai stan makanan yang menambah suasana malam minggu semakin terasa, ada berbagai makanan yang disajikan disini, dari makanan khas Sumatera, jajanan kekinian, sampai makanan interasional. Stan makanan ini tersebar tidak hanya di jalan utama saja, namun juga ada di gang-gang kecil pada percabangan Jl. Ahmad Yani.

Bisa dikatakan bahwa kawasan ini memiliki vibe yang mirip dengan Malioboro di Yogyakarta. Karena disini tidak hanya menyajikan berbagai kuliner saja, namun juga ditemukan beberpa seniman musik yang turut meramaikan indahnya Kesawan. Jika saya amati, semakin malam kawasan ini semakin ramai dikunjungi, ada beberapa fotografer yang memanfaatkan suasana malam di tempat ini, ada pula pemuda yang memainkan skateboard-nya di sepanjang jalan, dll.

Bngunan ikonik selanjutnya yang ada di kawasan ini bernama Tjong A Fie, sebuah rumah milik Mayor China pada saat itu. Sekarang rumah tersebut dijadikan museum yang dapat dikunjungi oleh umum. Tjong A fie adalah seorang pengusaha kaya yang datang dari China ke Medan untuk berbisnis. Beliau adalah salah satu tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan ekonomi kota Medan. Beliau juga terbuka dengan semua kalangan baik Meayu, Arab, Tionghoa, Belanda, dan Tionghoa. Berkat kebaikannya itulah beliau menjadi sosok yang disegani di Medan. Di Tjong A Fie Mansion ini pengunjung dapat melihat secara langsung rumah Tjong A Fie yang maish terawat hingga saat ini dikelola oleh anak turunnya.

Selanjutnya ada Gedung London Sumatera yang merupakan gedung perkantoran untuk mengurusi perkebunan karet yang ada di Sumatera Utara. Gedung ini masih difungsikan hingga sekarang masih difungsikan. Gedung yang berada di ujung Kesawan ini dijadikan cagar budaya oleh pemeintah dan menjadi salah satu ikon kota Medan.

Bangunan yang ada di ujung jalan ini juga memiliki arsitektur yang unik dengan gaya Eropa. Yang pertam ada Kantor Bank Indonesia yang berada di seberang  Merdeka Walk. Dulunya bangunan ini merupakan pusat bank Belanda di Medan yang bernama De Javasche Bank yang kemudian dirubah menjadi Bank Indonesia oleh Bung Karno pasca kemerdekaan. Bangunan terakhir yang saya kunjungi yaitu Kantor Pos Medan, bangunan ikonik kota Medan ini berarsitektur Eropa dan telah ditetapkan sebagai bangunan bersejarah.

Banyak sekali sejarah yang saya pelajari dan saya mengetahui bahwa Medan memiliki aset sejarah yang kaya dan berbudaya. Dan tentunya di tengah budaya tersebut perlulah edukasi dan kelestariannya agar saksi sejarah tersebut dapat dilestarikan untuk selanjutnya.

Bersambung…

Leave a Reply

Berita Terkini

Angkat Fenomena Kotak Kosong di Pilkada Gresik, Ayunda Hatiyanti Raih Penghargaan Best Paper dalam ICEMSS 2025
11/05/2025By
Eksplorasi Budaya Digital: Menangkan Best Paper Lewat Studi Laki-Laki Pecinta K-Drama 
10/05/2025By
Mengangkat Isu Etika Public Relations, Mahasiswa UMSIDA Sabet Best Paper di Konferensi Internasional (ICEMSS) 2025
09/05/2025By
Himakom Umsida Gelar Workshop Multimedia, Hadirkan 4 Materi Unggulan dan Libatkan Pelajar se-Sidoarjo dan Sekitarnya
08/05/2025By
Ungkap Analisis Retorika pada Komunikasi Politik, Mahasiswi Ikom Umsida Raih Best Paper pada ICEMSS 2025
08/05/2025By
Mahasiswa Ikom Raih Best Paper ICEMSS 2025 Lewat Kajian Semiotika Video Klip Sal Priadi
08/05/2025By
Eksplorasi Karya dan Praktik Lapangan, Mahasiswa Ikom Umsida Presentasikan Hasil Akhir ISE 2025
03/05/2025By
Eksplorasi Industri Lokal, Ikom Umsida Kunjungi Secret Garden
03/05/2025By

Prestasi

Mahasiswa Ikom Umsida Raih Juara 2 di AEF 2025, Fotografi Human Interest Jadi Sorotan
06/03/2025By
Sempat Vakum 2 tahun, Cinthya Sabet Juara 2 Taekwondo Bela Negara Cup
04/03/2025By
Tekuni olahraga Bulu Tangkis: ini Kisah Mardi Lukas
17/11/2024By
Ukir Prestasi pada Kompetisi Internasional, Nanda Novarina: “Jangan Takut Mencoba”
01/11/2024By
Selesaikan studi selama 3,5 tahun sekaligus menjadi mahasiswa berprestasi.
07/07/2024By
Lulusan Terbaik Prodi Ilmu Komunikasi, Cetak Generasi Penuh Talenta
01/07/2024By
Mahasiswa Ikom Umsida Unjuk Bakat pada FBHIS Fest 2024
01/07/2024By
ikom umsida
Melampaui Batas : Mahasiswa Ikom Umsida Sabet 3 Kejuaraan di SILAT APIK PTMA 2024
02/03/2024By

Nur Maghfirah A., M.Med.Kom

Nama:

Tanggal Lahir

Scholar:

OJS:

Scopus:

 

This will close in 20 seconds