Ikom.umsida.ac.id — Enam mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mendapat pengalaman berharga saat terlibat langsung dalam perayaan puncak Milad ke-30 Lembaga Manajemen Infaq (LMI). Acara akbar bertajuk “Humanitarian Concert for Freedom” tersebut diselenggarakan pada Sabtu, (20/9/2025) di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya, dan dihadiri lebih dari 3.500 peserta dari berbagai kalangan, termasuk donatur, relawan, tokoh masyarakat, serta mitra lembaga.
Kehadiran enam mahasiswa magang dari Program Studi Ilmu Komunikasi UMSIDA ini bukan sekadar untuk mengamati, tetapi juga berkontribusi langsung sebagai bagian dari panitia penyelenggara.
Mereka dibagi ke dalam tiga divisi penting: satu mahasiswa bertugas sebagai Liaison Officer (LO) wartawan, dua mahasiswa menjadi tim komitmen donasi, dan tiga lainnya tergabung dalam tim dokumentasi media sosial.
Tugas yang mereka emban menuntut tanggung jawab tinggi dan kemampuan adaptasi cepat.
Sebagai LO, mahasiswa harus berinteraksi dengan para jurnalis yang datang meliput, mengatur akses wawancara, serta memastikan kebutuhan media terpenuhi selama acara berlangsung.
Di sisi lain, tim komitmen donasi bertugas mencatat dan memverifikasi donasi yang masuk dari para tamu undangan, memastikan setiap komitmen tercatat dengan rapi dan transparan.
Sementara tim dokumentasi media sosial bergerak dinamis mengabadikan setiap momen penting melalui foto, video, dan konten digital yang kemudian dipublikasikan ke berbagai kanal resmi LMI.
Baca juga: Mahasiswa Umsida Paparkan Capaian Magang di Middle Presentation LMI
Ajang Penerapan Ilmu Komunikasi
Keterlibatan mahasiswa ini menjadi ruang penerapan nyata atas teori komunikasi yang mereka pelajari di kampus.
Melalui peran yang beragam, mereka mempraktikkan kemampuan komunikasi interpersonal, koordinasi lapangan, hingga strategi publikasi digital.
“Pengalaman ini memberi kami banyak pelajaran tentang bagaimana mengatur komunikasi lintas divisi, berinteraksi dengan media, dan menjaga profesionalitas dalam situasi penuh tekanan.
Kami belajar langsung bahwa komunikasi adalah kunci utama keberhasilan sebuah acara besar,” ujar Saskya, salah satu mahasiswa magang.
Selain itu, mahasiswa juga turut merasakan atmosfer kerja profesional di dunia filantropi.
Mereka belajar tentang pentingnya empati, pelayanan publik, dan konsistensi lembaga dalam membangun kepercayaan masyarakat.
Kehadiran mereka di tengah tim internal LMI memperlihatkan semangat kolaboratif antara akademisi dan lembaga sosial yang memiliki visi kemanusiaan.
Acara puncak Milad LMI sendiri berlangsung semarak dengan menghadirkan musisi religi Opick sebagai bintang tamu utama.
Lagu-lagu bertema spiritual dan kemanusiaan yang dibawakan berhasil menggugah emosi ribuan penonton di dalam ruangan.
Selain konser, agenda lain meliputi Public Expose laporan transparansi kinerja lembaga, LMI Awards bagi mitra dan donatur terbaik, serta peluncuran Sustainability Report (SR) 2024 yang disusun berdasarkan standar Global Reporting Initiative (GRI).

Lihat juga: Magang Bermakna Mahasiswa Umsida Bentuk Karakter Positif Melalui Program LMI
Refleksi 30 Tahun LMI
Direktur Utama LMI, Agung Wicaksono, menegaskan bahwa momentum tiga dekade ini menjadi ajang refleksi dan komitmen untuk memperkuat kontribusi lembaga terhadap masyarakat.
“Selama 30 tahun, LMI berusaha menghadirkan solusi berkelanjutan bagi masyarakat. Milad ini bukan hanya perayaan, tetapi pengingat untuk terus peduli pada isu kemanusiaan,” ujarnya.
Sejak berdiri pada 1995, LMI telah berkiprah di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi produktif, lingkungan, dan kemanusiaan.
Hingga akhir 2024, lembaga ini menghimpun dana lebih dari Rp559 miliar dan menyalurkan manfaat kepada lebih dari 3,4 juta penerima di 31 provinsi serta 14 negara.
Ketua Dewan Pengurus LMI, Eric Kurniawan, menyampaikan bahwa keberhasilan lembaga tidak lepas dari dukungan mitra dan donatur. “Titipan Anda adalah amanah, pengelolaannya ibadah, hasilnya jariyah. Terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah bersama LMI selama 30 tahun,” ujarnya.
Bagi mahasiswa Umsida, keterlibatan ini menjadi bentuk nyata pembelajaran di luar kelas.
Mereka tidak hanya memahami bagaimana teori komunikasi diterapkan dalam praktik profesional, tetapi juga merasakan nilai tanggung jawab sosial dan kerja tim yang kuat.
Dengan terjun langsung di acara besar seperti Milad ke-30 LMI, keenam mahasiswa ini membuktikan bahwa magang bukan sekadar memenuhi kewajiban akademik, melainkan ruang untuk tumbuh dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
Penulis: Cantika Aprilia Larasati
Penyunting: Airin Zhafirah Rahmah