Ikom.umsida.ac.id – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) baru-baru ini melakukan penelitian lapangan di Kantor Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan, yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami peran Muhammadiyah dalam membangun kesejahteraan masyarakat melalui wawancara langsung dan observasi di lapangan.
“Kami berharap mahasiswa bisa melihat langsung kegiatan Muhammadiyah, memahami tantangannya, dan menghargai kontribusinya terhadap masyarakat,” ujar Ainun Nadlif, S.Ag. M.Pd.I., selaku dosen pengampu mata kuliah Kemuhammadiyahan, saat memberikan arahan kepada mahasiswa sebelum penelitian lapangan dimulai.
Baca juga: Ikom Umsida Kerentanan Mahasiswa lewat Lima Event Besar
Wawasan Baru untuk Mahasiswa
Pengalaman lapangan ini membuka wawasan mahasiswa terkait kontribusi Muhammadiyah, khususnya Lazismu, terhadap masyarakat. Salwa Rizky Awalya Salah satu anggota Kelompok 4 mengungkapkan pengalamannya:
“Melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan ini, saya menjadi tahu bahwa Lazismu tidak hanya menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS), tetapi juga menciptakan program-program inovatif yang berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat. Ini benar-benar membuka wawasan saya tentang peran nyata Muhammadiyah di sekitar kita,” ungkapnya.
Enam Pilar Lazismu untuk Delapan Asnaf
Sebagai lembaga keuangan syariah, Lazismu memiliki tugas utama menyalurkan ZIS kepada delapan asnaf: fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Namun, Lazismu melangkah lebih jauh dengan menjalankan misinya melalui enam pilar utama: pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan, sosial kemanusiaan, dan dakwah.
Berbagai program unggulan yang telah berjalan meliputi:
1. Pendidikan
Pendidikan Beasiswa Mentari, Beasiswa Sang Surya, dll. Memberikan akses pendidikan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program ini memungkinkan mereka melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
2.
Inisiatif Ekonomi Ekonomi seperti Ternakmu dan Tani Bangkit menyediakan modal usaha, alat produksi, dan pelatihan bagi keluarga miskin. Program ini bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
3.
Bantuan Kesehatan Penanganan kesehatan stunting dan pengobatan dilakukan melalui kerja sama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Umsida. Anak-anak di daerah rentan mendapatkan asupan gizi tambahan seperti susu dan telur, yang berdampak pada penurunan angka stunting.
4. Lingkungan
penghijauan 1000 Pohon untuk Sekolah berkolaborasi bersama Prodi Agribisnis Umsida dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDS). Program ini tidak hanya menciptakan ruang hijau baru, tetapi juga meningkatkan kesadaran pelajar akan pentingnya pelestarian lingkungan.
5.
Bantuan Sosial Kemanusiaan, distribusi sembako, hingga edukasi rumah yang menjadi wujud nyata kepedulian Lazismu terhadap kelompok rentan. Respons cepat mereka dalam situasi bencana mendapatkan apresiasi dari masyarakat.
6. Dakwah
Dukungan pembangunan masjid dan fasilitas ibadah lainnya terus dikembangkan untuk memperkuat spiritualitas dan kebersamaan masyarakat.
Transparansi dan Komunikasi
Lazismu memprioritaskan transparansi dalam setiap programnya. Menurut Yekti, salah satu pengurus Lazismu, “Transparansi menjadi prioritas kami. Semua laporan keuangan yang dipublikasikan secara berkala di media sosial Lazismu dan situs PWMU untuk memastikan kepercayaan donatur.”
Selain itu, Lazismu memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan situs resmi untuk menjangkau donatur baru sekaligus mempertahankan kepercayaan donatur lama. Melalui pendekatan ini, Lazismu mampu memperluas jangkauan programnya hingga lebih banyak penerima manfaat.
Kolaborasi juga menjadi salah satu kunci utama keberhasilan Lazismu. Sinergi dengan lembaga seperti ORTOM, LPUMKM, dan Umsida memperkuat implementasi program di berbagai sektor. “Contohnya, kerja sama dengan Fakultas Kesehatan Umsida memperkuat program penanganan stunting melalui bantuan gizi dan edukasi. Dalam wawancara, pihak Umsida menegaskan pentingnya kolaborasi untuk dampak yang lebih luas,” tambah Yekti.
Kolaborasi: Kunci Keberhasilan Program Lazismu
Salah satu kekuatan utama Lazismu adalah kemampuan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Program UMKM, misalnya dilaksanakan bersama LPUMKM PDM Sidoarjo, sementara program penanganan stunting yang melibatkan Fakultas Kesehatan Umsida.
“Kerja sama ini memungkinkan kami memberikan solusi yang lebih tepat sasaran. Dalam penanganan stunting, misalnya kami bekerja sama dengan ahli kesehatan untuk memastikan bantuan gizi yang diberikan benar-benar efektif,” jelas Hifni, salah satu pengurus Lazismu
Kolaborasi yang melibatkan Prodi Agribisnis Umsida dalam program penghijauan juga menjadi contoh nyata bagaimana sinergi menciptakan dampak yang lebih luas .
Lihat juga: Indonesia 2025: Menjawab Tantangan Global dengan Kesiapan Ekonomi dan Sosial
Pelajaran Berharga bagi Mahasiswa
Melalui penelitian ini, mahasiswa Umsida tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis tentang peran Lazismu, tetapi juga pengalaman langsung yang membuka mata mereka terhadap pentingnya kontribusi kecil yang dikelola dengan baik.
“Pengalaman ini mengajarkan kami pentingnya perencanaan, kolaborasi, dan transparansi. Lembaga ini membuktikan bahwa kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan melalui program yang dirancang dengan baik,” ungkap Salwa salah satu mahasiswa.
Inspirasi dari Lazismu
Melalui kunjungan ini, mahasiswa Umsida menyadari bahwa Lazismu bukan sekedar lembaga penyalur ZIS, tetapi juga penggerak perubahan sosial yang berdampak luas.
“Pengalaman ini mengajarkan kami pentingnya kontribusi kecil yang dikelola dengan baik. Lembaga ini membuktikan bahwa dengan program yang terencana, kolaborasi yang kuat, dan transparansi, kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan,” ujar Mardi salah satu anggota Kelompok 4 menutup wawancaranya.
Melalui tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan ini, mahasiswa Umsida tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga pengalaman langsung yang memotivasi mereka untuk terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Penulis: Salwa Rizky Awalya