Ikom.umsida.ac.id – Di tengah padatnya aktivitas magang, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Ikom Umsida) tetap menunjukkan komitmen tinggi terhadap dunia akademik.
Kesibukan bekerja di dunia profesional tak lantas membuat mereka lupa akan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Justru, keduanya menjadi ruang belajar yang saling melengkapi.
Rutinitas mereka dimulai sejak pagi. Dengan peralatan liputan di tangan, mereka berangkat ke lokasi tugas, melakukan wawancara, mengumpulkan data, lalu menulis naskah berita.
Tantangan Magang yang Memacu Disiplin
Di sela kesibukan itu, mereka tetap menjaga ritme belajar agar tidak tertinggal dari aktivitas perkuliahan.
Bagi mereka, magang bukan alasan untuk mengesampingkan tanggung jawab sebagai pelajar, melainkan kesempatan untuk mengasah profesionalitas di dunia nyata.
Salah satunya adalah Ana, yang mengaku awalnya cukup kewalahan ketika harus membagi waktu antara pekerjaan magang dan tanggung jawab akademik.
Namun seiring waktu, ia mulai menemukan cara untuk menyeimbangkannya.
“Awal-awal memang agak sulit, apalagi kalau lagi banyak tugas liputan. Tapi kalau kita punya niat dan disiplin, semua bisa dijalani dengan baik,” ujar Ana dengan senyum yakin.
Menurutnya, pengalaman magang justru membuatnya lebih terlatih dalam mengatur waktu dan fokus pada prioritas.
Ia belajar untuk membagi energi antara tanggung jawab kerja dan kewajiban belajar.
Rekan satu timnya, Elfira, juga memiliki kisah serupa. Ia menganggap kegiatan magang sebagai ajang pembuktian bahwa mahasiswa mampu tetap produktif meski memiliki tanggung jawab ganda.
“Banyak yang bilang kalau magang bikin susah bagi waktu, tapi menurut saya justru ini latihan mental. Kita belajar profesional sejak dini,” jelasnya.
Elfira menuturkan bahwa pengalaman di dunia media membuatnya memahami bagaimana teori-teori komunikasi yang ia pelajari selama ini diterapkan dalam praktik.
Ia mengaku lebih memahami makna kerja tim, etika komunikasi, dan tanggung jawab seorang jurnalis terhadap masyarakat.
“Dulu kita banyak belajar tentang komunikasi massa dan media. Nah, sekarang bisa lihat langsung gimana prosesnya di lapangan. Itu pengalaman yang sangat berharga,” katanya.
Baca juga: Direktur Utama PT. Semanggi Mengungkap Pembuatan Konten Tanpa Talent Kepada Mahasiswa Magang PBL

Belajar Disiplin dari Dunia Nyata
Kegiatan magang menuntut kedisiplinan tinggi. Bagi Ana dan Elfira, dunia kerja membuat mereka belajar banyak hal yang tidak bisa didapat dari buku teks.
Mereka kini lebih peka terhadap waktu, tanggung jawab, dan pentingnya konsistensi dalam setiap pekerjaan.
Ana menuturkan, sebelum magang, dirinya sering menunda tugas kampus karena merasa masih ada waktu, namun kini kebiasaan itu berubah total.
“Begitu masuk dunia kerja, kita nggak bisa lagi menunda. Semua harus cepat dan tepat. Dari situ saya belajar pentingnya tanggung jawab,” ucap Ana.
Elfira menambahkan, pengalaman magang juga melatih kemampuan komunikasi antarpribadi.
Ia harus berinteraksi dengan berbagai narasumber, redaktur, dan rekan kerja.
Hal ini membantunya mengasah kepercayaan diri dan kemampuan berbicara di depan orang banyak.
“Setiap hari kita berhadapan dengan banyak orang, mulai dari narasumber, tokoh masyarakat, sampai profesional di bidangnya. Itu melatih kita untuk lebih percaya diri dan komunikatif,” ujarnya.
Baca juga: Studi Ekskursi Malaysia: Mahasiswa FBHIS Umsida Dalami Wawasan dan Budaya Global
Keseimbangan antara Dunia Akademik dan Profesional

Meski memiliki tanggung jawab ganda, keduanya sepakat bahwa dunia akademik dan dunia kerja saling melengkapi.
Apa yang mereka pelajari di kelas menjadi dasar dalam memahami praktik di lapangan, sementara pengalaman magang memberi perspektif nyata tentang tantangan di dunia profesional.
Bagi Elfira, pengalaman magang justru menumbuhkan semangat baru untuk terus belajar. Ia mengaku setiap pengalaman di lapangan membuatnya semakin menghargai proses akademik di kampus.
Di tengah padatnya aktivitas, semangat belajar dan produktivitas tetap menjadi prioritas.
Ana dan Elfira membuktikan bahwa mahasiswa bisa tetap berprestasi meskipun memiliki banyak kesibukan.
Mereka percaya bahwa keseimbangan antara dunia akademik dan profesional adalah kunci menuju masa depan yang sukses.
Dengan semangat yang tinggi, mereka terus berkomitmen menjalani dua tanggung jawab besar sekaligus: mengasah kemampuan profesional melalui magang dan memperdalam ilmu melalui perkuliahan.
Program studi Ikom sendiri memang menanamkan nilai kemandirian, profesionalitas, dan kepekaan sosial bagi para mahasiswanya.
Melalui praktik langsung di dunia kerja, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa komunikasi bukan hanya teori di ruang kelas, melainkan keterampilan yang dibutuhkan dalam berbagai bidang.
Penulis: Amelia Sabila
Penyunting: Airin Zhafirah Rahmah