Ikom.umsida.ac.id – Abdul Yudha Fahrezha Listianto, mahasiswa Ilmu Komjnikasi (Ikom) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), berhasil mengharumkan nama kampus setelah meraih penghargaan Best Paper dalam ajang konferensi internasional International Conference on Emerging Media, Society and Science (ICEMSS) 2025. penghargaan ini diraihnya melalui artikel berjudul “Makna Semiotika Roland Barthes pada Video Klip ‘Gala Bunga Matahari’ Karya Sal Priadi.”
Mengenal Penelitian “Gala Bunga Matahari
Yudha mengungkapkan bahwa penelitiannya mengupas simbol-simbol dalam video klip “Gala Bunga Matahari” dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Kajian ini menonjolkan tiga lapis makna: denotasi, konotasi, dan mitos, yang terkandung dalam elemen visual seperti bunga matahari, cahaya, bulan, hingga lirik lagu.
“Video-klip ini saya pandang bukan hanya sebagai karya seni, tetapi juga media komunikasi visual yang menyampaikan pesan spiritual, emosional, dan kultural melalui simbol-simbol seperti bunga matahari, bulan, cahaya, dan lirik lagu,” ujar Yudha.
Baca juga : Eksplorasi Karya dan Praktik Lapangan, Mahasiswa Ikom Umsida Presentasikan Hasil Akhir ISE 2025
Proses di Balik Penulisan
Motivasi untuk meneliti video klip ini muncul saat pertama kali Yudha menyaksikan karya tersebut. Ia merasakan ada kesan emosional yang mendalam, seolah video ini berbicara tentang cinta yang melampaui batas waktu, kematian, dan kenangan. Dari sanalah ia terdorong menggunakan teori Barthes untuk mengkaji simbol-simbol yang menurutnya merepresentasikan pengalaman pribadi dan budaya lokal.
“Jadi Saya mulai dengan menganalisis setiap adegan dalam video secara sistematis, lalu mencocokkannya dengan teori Barthes. Tantangan terbesarnya adalah tentang teori yang cukup kompleks agar tetap dapat dinikmati dan dipahami secara akademis, tetapi juga menyentuh secara emosional. Selain itu, menjaga keseimbangan antara analisis teori dan konteks budaya lokal juga sangat menantang bagi saya pribadi,” ungkap Yudha.
Keunikan Pendekatan dan Inspirasi
Yang membuat artikelnya unik, tambah Yudha, adalah fokus pada aspek visual dan mitos dalam video klip, bukan hanya pada lirik lagu. Ia juga temuannya dengan budaya lokal Indonesia, termasuk mitos-mitos dalam tradisi Jawa dan Bali serta nilai-nilai spiritual dari Islam dan Hindu.
“Saya berharap pembaca bisa melihat video klip musik bukan sekedar hiburan, tetapi juga sebagai ruang komunikasi visual yang penuh makna. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi peneliti lain untuk mengkaji media populer seperti video klip secara lebih mendalam, dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dan spiritual yang mungkin tersembunyi di balik simbol,” katanya.
Momen Tak Terlupakan Saat Penghargaan
Saat diumumkan sebagai pemenang Best Paper, Yudha mengaku tidak dapat menahan diri untuk pergi ke kamar mandi sebelum sesi pengumuman. Namun, begitu layar menampilkan dirinya sebagai pemenang, rasa ingin buang air seketika menghilang, digantikan oleh campuran perasaan haru, gemetar, dan tidak percaya.
“Ini bukan hanya validasi akademik, tapi juga mengingatkan bahwa tulisan yang tulus dan fokus bisa menjangkau hati pembaca,” ungkapnya.
Lihat juga : Angkat Isu Bisnis Digital, Mahasiswa Umsida Ikuti Forum Internasional di Filipina
Harapan dan Langkah Selanjutnya
Yudha yakin artikelnya berkontribusi pada pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam kajian media populer dan spiritualitas. Ke depan, ia ingin mengembangkan, mengamati bagaimana penonton memahami simbol dalam klip video, serta membandingkannya dengan analisis karya dari budaya lain yang mengangkat tema serupa.
Yudha juga membagikan pesan untuk siswa lain yang ingin mengikuti jejaknya: “Tulislah dengan hati pastikan tetap fokus dengan apa yang kita kerjakan (walaupun Waktu yang dibutuhkan pastinya tidak singkat, memakan Waktu berbulan-bulan. Jangan hanya mengejar publikasi, tapi apa yang kita tulis punya kedalaman makna. Pahami teori dengan baik, tapi mendengarkan juga intuisi. Dan jangan takut mengeksplorasi tema yang mungkin dianggap “nyeni” atau tidak biasa. beranilah untuk tampil berbeda.”
Sebagai Pemilu Semangat Baru
Bagi Yudha, keberhasilannya tak lepas dari doa dan orang tua, terutama sang ibu, serta bimbingan dosen pembimbingnya, Dr. Poppy Febriana, S.Sos., M.Med.Kom.
“Yang Pastinya Pertama karena izin Allah SWT, serta doa kedua orang tua terutama seorang Ibu, dan tak lupa juga pastinya karena bimbingan (Ibuku/Emakku) Dr. Saya mencoba menulis dengan hati, tetap fokus dengan apa yang kita kerjakan (walaupun Waktu yang dibutuhkan pastinya tidak singkat, memakan Waktu berbulan-bulan) dan harus sampai tuntas. Saya juga selalu berusaha menjembatani antara keilmuan dan pengalaman batin, agar pembaca bisa memahami merasakannya sekaligus.”,
Konferensi ICEMSS 2025 diikuti peserta dari enam negara. Yudha mengungkapkan bahwa konferensi ini sangat penting untuk bertemu dan berdiskusi dengan peneliti lintas disiplin, yang membuka peluang kolaborasi dan memperluas wawasan akademik.
Penulis: Salwa Rizky Awalya