Ikom.umsida.ac.id – Pernah nggak sih lagi ngobrol sama temen atau pasangan, tapi tiba-tiba obrolannya malah jadi ribet karena salah paham? Ngomong A dijawab Z atau bahkan cuma dibales ‘Hah Heh Hoh’.
Padahal, maksud kita tuh bukan kayak gitu! Nah itulah yang namanya miskomunikasi, sesuatu yang bisa bikin hubungan jadi awkward bahkan berujung drama.
Yang lagi miskom sama pasangannya mending baca ini, biar hubungan kalian gak penuh dengan miskom dan berujung putus.
Kenapa Miskomunikasi Bisa Terjadi?
Miskomunikasi itu sering banget kejadian karena beberapa alasan, misalnya:
1. Kurang Jelas Nyampeinnya: Kadang kita mikir orang lain bakal ngerti maksud kita tanpa perlu dijelasin panjang lebar. Padahal, nggak semua orang bisa ‘nangkep kode’ kita.
Apalagi kalau konteksnya kompleks, lawan bicara butuh informasi yang cukup buat memahami apa yang kita maksud.
2. Nada dan Ekspresi Berbeda: Komunikasi nggak cuma soal kata-kata, tapi juga soal nada suara dan ekspresi wajah.
Di dunia digital ini makin susah, karena chat atau teks nggak bisa menyampaikan nada bicara atau ekspresi dengan jelas. Dan hal ini sering kali bikin orang salah paham.
3. Kurang Dengerin Beneran: Kadang kita lebih fokus mikirin jawaban daripada beneran dengerin apa yang orang lain bilang. Akibatnya, kita cenderung menyimpulkan sesuatu sebelum lawan bicara selesai ngomong dan bisa bikin kita salah menangkap pesan yang mau disampaikan.
4. Asumsi yang Salah: Sering banget kita bikin asumsi berdasarkan pengalaman pribadi atau mood kita saat itu. Misalnya kalau kita lagi bete, nada bicara seseorang bisa kita anggap kasar padahal maksudnya biasa aja.
5. Perbedaan Latar Belakang dan Perspektif: Gaya komunikasi tiap orang beda-beda tergantung dari budaya, kebiasaan, lingkungan dan sosial, atau bahkan cara mereka dibesarkan. Apa yang buat kita terdengar biasa aja, bisa jadi ofensif atau ambigu buat orang lain.
Misalnya orang yang di didik keras, akan beranggapan bahwa nada keras termasuk biasa aja dalam obrolan. Tapi akan beda prespektif saat dia berbicara dengan seseorang yang terbiasa bicara
lembut.
Baca juga: Mengenal “Silent Communication” Ala Gen Z Lewat Streak Pet di TikTok
Gimana Cara Biar Gak Salah Tangkap?
Biar ngobrol nggak jadi ajang salah paham, ada beberapa trik yang bisa dipakai:
• Jelas dan To the Point: Kalo ngomong sesuatu, pastiin pesannya nggak multitafsir. Misalnya kalo mau ngajak ketemuan, kasih tahu waktu dan tempat yang spesifik biar nggak ada
kesalahpahaman.
• Dengerin Dulu, Jawab Nanti: Jangan buru-buru nyela atau kasih jawaban sebelum lawan bicara selesai ngomong. Dengan dengerin baik-baik, kita bisa lebih memahami maksudnya dan
ngasih respon yang lebih tepat.
• Cek Lagi, Bener Gak Maksudnya?: Nanya balik kayak, “Maksud kamu tadi gini, kan?” bisa mastiin kita nggak salah nangkep. Teknik ini sering disebut sebagai ‘active listening’ atau mendengarkan secara aktif, yang bisa membantu mengurangi kemungkinan salah paham.
• Pilih Kata dan Nada yang Pas: Kadang yang bikin orang salah paham bukan isi omongannya, tapi cara kita ngomongnya. Nada bicara yang terlalu tinggi bisa terdengar marah, padahal
mungkin maksudnya cuma menekankan sesuatu. Begitu juga dengan pemilihan kata, pastikan nggak ada yang bisa diartikan ganda.
• Gunakan Konfirmasi dan Klarifikasi: Kalau kita ngerasa ragu sama sesuatu yang disampaikan orang lain, lebih baik tanya langsung daripada nebak-nebak sendiri. Ini bakal menghindari asumsi yang salah dan bikin komunikasi lebih lancar.
Lihat juga: Public Speaking Penting? Inilah Pentingnya Public Speaking bagi Mahasiswa
Komunikasi yang Baik Bikin Hidup Lebih Damai
Miskomunikasi itu emang bisa kejadian kapan aja, tapi kalau kita lebih peka dan hati-hati banyak masalah bisa dihindari.
So, mulai sekarang yuk belajar komunikasi yang lebih jelas dan efektif biar nggak ada lagi drama gara-gara salah tangkap!
Komunikasi yang baik bukan cuma soal bicara, tapi juga soal mendengarkan, memahami, dan memastikan pesan sampai dengan benar.
Penulis : Kiki Widyasari Hastowo
Penyunting: Indah Nurul Ainiyah