Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Umsida kembali hadir dengan menggelar acara screening film yang berjudul Cinema Marathi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2023 yang berlokasi di Mini Teater Umsida. kegiatan ini digelar untuk memberikan pengetahuan kepada khalayak tentang proses perkembangan produksi film dari masa ke masa.
Dalam agenda ini terdapat Screening Film dengan 3 kategori waktu produksi yang berbeda yaaitu generasi awal, generasi kedua, dan yang terakhir generasi ketiga atau akhir. Dimulai dari generasi awal, di mana proses produksi film menggunakan kamera jadul yang hanya dapat digunakan untuk pengambilan video maupun gambar dan tidak dapat menangkap warna serta suara seperti yang dicontohkan pada film Charlie Chaplin. Pada generasi kedua, meningkatnya perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas film. Dalam generasi kedua, pengambilan video sudah disertai dengan penangkapan suara seperti contoh pada film Sejarah Majapahit. Selanjutnya merupakan generasi akhir di mana penonton ditayangkan suatu film yang sudah memiliki warna dan suara. Salah satu contohnya adalah film Dono Kasino Indro.
Bagas Abrianto selaku pemateri dalam kegiatan screening ini memaparkan terkait rentetan proses pembuatan film. Dimulai dari kegiatan pra produksi yang mana kru film atau produser menuangkan idenya untuk dijadikan naskah. Proses selanjutnya ialah kegiatan produksi. Bagas menjelaskan bahwa pembuatan film memiliki jangka waktu yang berbeda baik itu short movie maupun long movie. Untuk short movie sendiri biasanya hanya memakan waktu tidak lebih dari 5 hari, sedangkan untuk produksi film panjang memakan proses produksi paling cepat 1 bulan. Pasca produksi terdapat proses editing film dimana kru mempertimbangkan serta menambahkan efek efek ke dalam film sehingga nantinya layak untuk dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu distribusi film. Kegiatan ini merupakan proses di mana film baru dapat ditayangkan di media platform dengan menunggu jangka waktu 2 tahun. Selama 2 tahun, film akan diikutsertakan dalam berbagai lomba, festival, serta kegiatan screening.
“Cinema Marathi ini diharapkan dapat mengedukasi penonton terkait fase perkembangan perfilman dari masa ke masa serta menunjukkan proses pembuatan film yang tidak mudah dan menghabiskan waktu yang banyak. Perkembangan teknologi juga menjadi salah satu faktor terbesar timbulnya perbedaan film per generasi”, tutur Kiki Widyasari selaku penanggung jawab kegiatan Cinema Marathi.
Penulis : Yasmin R
Penyunting : Fernanda A