Ikom.Umsida.c.id – Desa Kemlagi memiliki banyak sekali tradisi yang masih diteruskan dari zaman ke zaman hingga saat ini, salah satunya adalah tradisi Barikan Jumat Pahing. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (13/10/2023).
Barikan Jumat Pahing merupakan bentuk kegiatan doa bersama yang dilakukan untuk mengenang lelulur yang telah membabat alas di Desa Kemlagi. Tradisi ini dilakukan setiap Jumat Pahing dalam penanggalan Jawa. Lokasinya di salah satu sumur yang dikeramatkan di dusun Kemlagi Utara, desa Kemlagi.
Mahasiswa Proyek Desa (Prodes) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berkesempatan untuk ikut dalam kegiatan tradisi Barikan Jumat Pahing tersebut. Kegiatan itu dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan berbagai rangkaian acara. Seperti pengumpulan jajanan pasar sebagai bentuk saling berbagi antar warga, berdoa bersama dan pembagian jajan kepada warga.
Tempat khusus barikan
Selain jajanan pasar, warga juga diperkenankan untuk membawa tumpengan jika memiliki hajat tertentu. Kegiatan doa bersama di sumur tersebut dilakukan karena kepercayaan warga setempat yang menganggap jika berdoa di dekat sumur leluhur, maka doa dan permintaan yang dipanjatkan akan segera diijabah.
Baca juga: Mahasiswa Prodes Kemlagi Andil dalam Pelaksanaan Sosialisasi Perhutanan
Tidak hanya itu, menurut keterangan warga, sumur leluhur tersebut tidak pernah kering meskipun musim kemarau berkepanjangan. Jadi sumur tersebut bisa mendatangkan hujan jika warga setempat melempar koin ke sumur, yang lebih dikenal dengan istilah “membeli air”.
Air dari sumur tersebut juga memiliki keberkahan sendiri, yaitu jika ada salah satu warga yang memiliki hajat dan mandi menggunakan air sumur tersebut, maka hajat oang tersebut akan dilancarkan dan diberikan kemudahan.
Kesakralan sumur leluhur ini tidak hanya dikenal di kalangan masyarakat desa Kemlagi sendiri, melainkan juga masyarakat luas dari luar daerah. Karena hal itulah, banyak orang berdatangan ke sumur tersebut pada Jumat Pahing untuk meminta kelancaran hajat dan berkah yang lainnya.
Salah warga satu dusun Kemlagi Utara, Saita mengungkapkan bahwa kegiatan doa bersama ini selain untuk mengenang leluhur juga dilakukan untuk menjalin tali silaturahim antar warga.
“Ya kegiatan ini dilakukan supaya warga guyup rukun, supaya desanya ini diberi sehat dan dijauhkan dari balak” ungkapnya.
Tradisi Barikan Jumat Pahing juga merupakan peninggalan leluhur yang masih dilestarikan hingga kini meskipun teknologi telah berkembang pesat dan zaman telah modern. Tradisi ini seiring dengan perkembangan zaman. Dulu kentongan yang digunakan dalam pengumuman pelaksanaan doa bersama, tapi sekarang menggunakan WhatsApp. Harapan dari adanya peleburan antara tradisi leluhur yang tradisional dan penggunaan teknologi di dalamnya bisa terus melestarikan tradisi berharga ini hingga seterusnya.
Untuk informasi menarik lainnya, kamu bisa kunjungi akun Instagram Ikom Mbois Umsida!
Penulis: Indah
Penyunting: Romadhona S