Ikomumsida.ac.id – Bencana alam selalu menjadi ujian berat bagi masyarakat yang terkena dampaknya. Bawean, sebuah pulau kecil di Laut Jawa, menjadi saksi bisu dari kekuatan alam yang mengguncang ketenangan hidup warganya.
Gempa yang melanda, meninggalkan duka mendalam dan kerugian yang tak terhingga. Namun, di tengah kepedihan itu, cahaya harapan muncul dari sudut yang tak terduga.
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) tidak tinggal diam di hadapan tragedi tersebut.
Dalam semangat kemanusiaan yang mengusung nilai-nilai gotong royong, Prodi Ikom Umsida mengambil langkah nyata dengan menyumbangkan terpal untuk hunian sementara bagi korban gempa.
Kebutuhan akan hunian sementara menjadi hal yang sangat mendesak dalam situasi darurat pasca-bencana.
Terpal yang disumbangkan bertujuan untuk memberikan perlindungan sementara bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa.
Ini tidak hanya merupakan bantuan material, tetapi juga simbol dari kepedulian dan empati terhadap sesama.
“Sumbangan ini adalah wujud nyata dari kepedulian dan kebersamaan kami sebagai bagian dari masyarakat yang selalu peduli terhadap kondisi sesama,” ujar Nur maghfirah A, M.Med.Kom Kaprodi Ilmu Komunikasi.
“Kami berharap terpal yang kami sumbangkan dapat sedikit meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena musibah di Bawean,” tambahnya.
Pasca-gempa yang mengguncang Bawean, upaya pemulihan telah memasuki tahap penting dengan pembangunan hunian sementara untuk para korban.
Proyek ini menjadi titik terang bagi ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, pembangunan huntara ini dikoordinasi oleh Lembaga Eskavasi Budaya (LEB) Beku Bhei Bhei yang melibatkan beberapa donatur salah satunya Ikom Umsida. Pembentukan huntara ini di ketuai oleh Putra Daerah Iling Khairil Anwar. S.S.
“Saat ini kami sedang fokus membuat Huntara bagi korban gempa Bawean dengan konsep dasar pemanfaatan dan pengembangan dhurung sebagai bangunan tradisional Bawean. Bagi warga terdampak yg sudah tidak memiliki dhurung tradisional kita arahkan untuk membuat dari bahan bambu,” Ujar Ketua LEB Beku Bhei Bhei. Iling Khairil Anwar, S.S
“Bangunan ini terbukti handal terhadap gempa 6,5 SR, dimana hingga saat ini tidak kita temukan yg roboh atau patah. Kekurangan berupa dinding kita upayakan dengan memasang terpal plastik untuk memberi kehangatan di malam hari,” tambahnya.
Hunian sementara ini tidak hanya menyediakan tempat tinggal yang layak bagi para korban, tetapi juga menawarkan harapan baru bagi mereka untuk memulai kembali kehidupan mereka.
Huntara didesain untuk memberikan kenyamanan dan keamanan sementara, hunian ini memberikan ruang bagi keluarga-keluarga untuk memulihkan diri dari dampak psikologis yang ditimbulkan oleh bencana.
Selain itu, hunian sementara juga menjadi tempat untuk membangun solidaritas dan kebersamaan di antara para korban.
Mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam menghadapi masa sulit ini, menunjukkan semangat kebersamaan yang menginspirasi.
Dengan adanya hunian sementara ini, diharapkan para korban dapat segera mendapatkan stabilitas dan memulai proses pemulihan mereka dengan penuh semangat.
Dalam momen sulit ini, Prodi Ilmu Komunikasi Umsida juga mengajak seluruh civitas akademika dan masyarakat untuk bersama-sama mendoakan agar para korban segera mendapatkan solusi dan kekuatan untuk bangkit dari bencana yang menimpa mereka.
Doa dan harapan bersama ini diharapkan dapat menjadi pijakan kuat bagi para korban dalam menghadapi tantangan pemulihan yang ada.
Bencana gempa yang melanda Bawean mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi cobaan.
Melalui tindakan nyata seperti sumbangan terpal ini, kami berharap dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk saling membantu dan mendukung dalam situasi sulit seperti ini.
Sebagai bagian dari sebuah perguruan tinggi yang tidak hanya peduli pada pendidikan, tetapi juga pada kemanusiaan, Ikom Umsida terus berupaya untuk berperan aktif dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Semoga sumbangan terpal ini tidak hanya memberikan manfaat praktis bagi para korban gempa Bawean, tetapi juga menjadi simbol awal dari proses pemulihan yang lebih baik.
Dalam melihat ke depan, Ikom Umsida berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemulihan dan rekonstruksi di Bawean, serta membantu masyarakat dalam membangun kembali kehidupan mereka.
Kebersamaan, kepedulian, dan empati adalah kunci dalam menghadapi setiap cobaan, dan Prodi Ilmu Komunikasi UMSIDA siap untuk menjadi bagian dari solusi dan harapan bagi mereka yang membutuhkan.
Info selengkapnya kunjungi https://www.instagram.com/ikomumsida.official?igsh=OWZ0b3VqYTZkdng5
Indah N. Ainiyah