Ikom.umsida.ac.id – Kedatangan rombongan mahasiswa Thailand ke Indonesia adalah untuk mengenalkan budaya lokal kepada mereka. Oleh karena itu, selama tiga hari di Indonesia mereka mengunjungi beberapa tempat untuk mempelajari budaya dan keanekaragaman di Indonesia. Seperti kunjungan mereka ke desa kalisampurno Kecamatan Tanggulangin pada Rabu (12/7).
Di sini mereka akan belajar membuat batik dengan teknik cungkil atau pahat. Kegiatan membatik ini dilaksanakan di balai desa Kalisampurno agar rombongan mahasiswa bisa lebih leluasa membatik. Untuk pengaplikasiannya, mereka disediakan sebuah tote bag dan juga peralatan membatik dengan teknik cukil. Uniknya, jika batik pada umumnya dibuat dengan cara atau tulis, maka batik cungkil merupakan salah satu teknik membatik yang menggunakan media kayu dan yang berisi pahatan sebagai alat untuk mencetak pola pada kain.
Cara membuat batik ini yang pertama yaitu menggambar pola di sebuah papan kayu. Setelah itu, gambar dijadikan sebuah motif timbul menggunakan pahat. Dalam proses inilah mahasiswa Thailand merasa sedikit kesulitan karena harus memahat dengan benda tajam dan menggunakan tenaga yang cukup besar.
“Untuk teknik membatik ini seru dan kita bisa menuangkan kreativitas kita kemudian bisa kami tempelkan di tas. Tapi bagian yang paling sulit adalah memahat, karena jika kita memiliki pola gambar yang rumit maka akan semakin lama proses memahatnya. Saya merasa sedikit capek dan sakit, namun untuk selanjutnya proses tidak sesulit saat memahat,” Ujar salah satu mahasiswa bernama Pat.
Setelah dipahat pola yang sudah digambar pada kayu diberikan cat berwarna hitam yang kemudian ditempelkan ke bagian tas untuk merekatkan warna pada kain maka kayu yang telah ditempelkan ke kertas diinjak-injak yang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Selain membuat batik cukil mahasiswa dari Thailand ini mempelajari berbagai budaya Indonesia dalam bentuk permainan tradisional dan makanan khas Indonesia.
(Romadhona S.)