Ikom.umsida.ac.id – Negeri gajah putih, salah satu sebutan untuk negara Thailand. Negara ini akan menduduki satu tempat di pikiran tujuh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Pasalnya, dinegara inilah mereka menuntaskan salah satu kewajiban sebagai seorang mahasiswa, yakni tugas akhir (TA). Berhubung di Ikom Umsida skripsi mulai ditiadakan, mahasiswa bisa memilih jalur lulus selain skripsi, salah satunya melalui jurnal yang dipublikasi di prosiding internasional.
Prodi Ilmu Komunikasi Umsida yang menjalin kerjasama dengan Faculty of Humanity and Social Science Burapha University Thailand. Dalam kerja sama ini, mahasiswa Ikom berkesempatan untuk mengikuti dua macam kegiatan, yaitu mengikuti konferensi internasional dan cultural exchange. Di konferensi internasional inilah mahasiswa Ikom mempresentasikan artikel ilmiah mereka di depan presenter lain dan peserta konferensi. Setelah melakukan presentasi, mereka menerima bukti penerimaan jurnal atau Letter of Acceptance (LoA).
Rombongan mahasiswa Ikom menapakkan kaki di negeri gajah putih pada Rabu (14/6) di bandara Suvarnabhumi, Bangkok yang kemudian langsung menuju Pattaya, tempat dilaksanakannya konferensi tepatnya di Grand Center Point Pattaya. Sebelum memasuki ruang konferensi semua peserta mengikuti seminar tentang Pembangunan Berkelanjutan oleh Deepthi Kolady dari South Dakota State University. Topik ini dipilih sesuai dengan tema konferensi yakni pemulihan pasca pandemi Covid-19. Namun, para mahasiswa tidak langsung mengikuti konferensi. Mereka memiliki waktu dua hari untuk mempersiapkan presentasi yang lebih matang.
“Jalur lulus ini menurut saya bukan jalur yang dipilih mahasiswa lainnya. Dan tidak semua mahasiswa bisa berkesempatan mengikutinya. Jadi senang dan bangga bisa mengikuti konferensi ini. Awalnya saya pikir cuma konferensi sesama mahasiswa S1 saja. Ternyata banyak dosen bahkan doktor. Itu jadi kebanggan tersendiri bagi saya,” ucap Ramadhani Putra, salah satu peserta konferensi.
Rama yang merampungkan jurnal ilmiahnya selama satu bulan, tidak menyangka dapat memenuhi salah satu syarat kelulusan kuliah, yakni tugas akhir. Melalui konferensi ini, ia mendapatkan banyak pengalaman dan relasi baru.
Tak hanya itu, kesempatan ini dimanfaatkan mahasiswa untuk mengeksplorasi keindahan Pattaya. Terkenal akan pantainya yang indah, mengingatkan akan pulai indah yang ada di Indonesia yakni Bali. Hal tersebut diucapkan oleh Rama, sapaan akrabnya saat menikmati indahnya pantai Pattaya setelah konferensi. Cuaca yang lebih panas dari Sidoarjo, tak membuat rombongan Ikom berdiam di penginapan. Mereka menikmati keindahan Pattaya seberanjak ke Bangsaen keesokan harinya.
Untuk culture shock di tempat ini mungkin hanya tipis saja, lainnya memang mirip dengan keadaan di Indonesia. Namun tetap, tempat ini memiliki beberapa perbedaan seperti jenis makanan yang disajikan. Terkait lingkungan, pemerintah dan warga lokal sangat memperhatikan. Hal ini terlihat di kawasan wisata Pattaya, hampir tidak ditemukan sampah yang berserakan. Mereka pun juga melarang para wisatawan untuk tidak merokok di area pantai sekalipun itu di ruang terbuka. Mereka juga menyediakan tempat sampah di tiap penjual dan area yang berdekatan dengan pantai. Kebersihan ini tentu menambah rasa nyaman wisatawan yang ada di pantai ini. bahkan pada malam hari, pantai Pattaya masih ramai dikunjungi khususnya anak muda. Pencahaan yang memadai dan kebersihan yang terus dijaga, membuat tempat ini tak pernah sepi pengunjung.
(Romadhona S.)