Ikom.umsida.ac.id – Prestasi membanggakan diraih oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Ikom Umsida), Anisa’ Fadilatus Sa’diah, menerima Best Paper melalui penelitiannya yang menyoroti tentang fenomena unik dalam budaya digital: laki-laki Indonesia sebagai penggemar drama Korea (K-Drama).
Dalam ajang bergengsi International Conference on Education, Media, and Social Science (ICEMS) 2025 yang digelar di Bali pada 23 April 2025. Paper berjudul “Etnografi virtual pada laki-laki pecinta k-drama dalam akun @kdrama_menfess di media sosial X” memberikan perspektif baru pada penelitian komunikasi budaya dan warisan digital. Fokus penelitiannya adalah komunitas fanboy K-Drama di internet, yang masih dianggap sebagai subjek penelitian yang kurang menarik, terutama di Indonesia.
Dari Ketertarikan Pribadi Menjadi Gagasan Ilmiah

Anisa membagikan latar belakang dalam pemilihan topik yang dia pilih, ia mengaku kecintaannya terhadap budaya Korea adalah sumbernya.
“Dari awal saya suka sama Budaya Korea salah satunya K-Pop dan k-Drama dan subjek yang aku pilih adalah laki-laki, yang mana dalam penelitian minim sekali yang menggunakan penggemar laki-laki sebagai subjek penelitian,” ujarnya.
Keberanian Anisa untuk melihat dari berbagai sudut pandang adalah kekuatan utama dalam tulisannya. Ia tidak hanya melihat Fandom dari sudut pandang permukaan; sebaliknya, ia menggunakan metode etnografi virtual untuk mempelajari lebih lanjut tentang penggemar drama Korea secara langsung melalui platform X @kdrama_menfess tempat para penggemar berbagi cerita.
Dalam menulis penelitian ini, Anisa menggunakan empat indikator utama sebagai landasan analisisnya. Akibatnya, dia harus banyak membaca literatur pendukung dan referensi lain. Meskipun sulit, proses ini membuatnya semakin memahami dan mencintai topik yang ia angkat.
Anisa juga mengungkapkan bahwa yang paling sulit adalah menemukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan tetap sabar selama wawancara online melalui direct message (DM) di X.
“Mencari subjek laki-laki yang sesuai dengan kriteria penelitian saya dan harus sabar dalam dalam wawancaranya,” jelasnya.
Salah satu hal yang membuat tulisan Anisa unggul adalah keberaniannya menampilkan perspektif gender yang jarang disentuh, yaitu penggemar laki-laki drama Korea yang aktif tetapi sering tersembunyi dibalik dominasi penggemar Perempuan. Artikelnya berhasil mengangkat dinamika komunikasi budaya dan identitas digital melalui komunitas penggemar laki-laki yang aktif tetapi sering terpinggirkan.
Ia tidak hanya membahas identitas penggemag laki-laki ini, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain, membuat citra diri mereka sendiri di dunia digital. Semuanya dikemas dalam narasi ilmiah yang segar, tajam, dan relevan dengan masalah yang dihadapi masyarakat saat ini.
Selain itu, ia mengatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendorong penelitian lebih lanjut tentang representasi laki-laki dalam warisan digital dan budaya populer. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa atau peneliti lain yang ingin mempelajari subjek serupa.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya pada dosen pembimbingnya, Dr. Ferry Adhi Dharma, M.I.Kom yang sudah dengan sabar membantu selama proses penelitian dari awal hingga dia dan teman-temannya selesai dengan baik.
“Beliau benar-benar sabar, teliti, dan super duper baik, beliau benar-benar nuntun saya dan anak-anak bimbingannya yang lain agar kami bisa ikut sempro dan semhas,” jelasnya.
Bukan Sekedar Tulisan, Tapi Bentuk Ekspresi
Anisa’ merasa tidak percaya ketika namanya diumumkan sebagai penerima penghargaan Best Paper. Ia juga mengatakan bahwa dia sejak awal tidak menargetkan kemenangan.
“Saya awalnya tidak berharap lebih, tapi Alhamdulillah senang banget, dan pastinya bangga,” terangnya.
Ia juga mengaku bahwa lebih suka menulis kreatif puisi, cerpenm atau senandika. Namun, pengalamannya di ICEMS membuatnya menyadari betapa pentingnya menulis sebagai alat untuk berbagi pemikiran, termasuk jurnal ilmiah dimasa depan.
Bagi Anisa, berpartisipasi di ICEMS 2025 akan menawarkan penghargaan dan pengalaman berharga untuk membangun hubungan akademik internasional. Ia juga mengaku bahwa senang saat dapat bersosialisasi dengan mahasiswa luar negeri, berlatih berbicara di forum Internasional, hingga membangun solidaritas dalam tim.
“ICEMS bikin mahasiswa lebih berani bersosialisasi dengan mahasiswa luar negeri, meskipun bahasa Inggris saya belum terlalu fasih,” tuturnya.
Anisa’ menunjukkan bahwa dunia akademik tidak selalu harus kaku melalui penggemar drama Korea. Ia menunjukkan bahwa minat pribadi dapat memberikan kontribusi ilmiah global jika dilakukan dengan semangat, tanggung jawab, dan keinginan untuk didengar.
Penulis : Putri Mega Safithrih