Ikomumsida.ac.id – Pada zaman yang serba digital dan akses internet yang mudah, semua kalangan pasti ingin selalu terlihat update sesuai tren yang sedang berkembang. Dari kebiasaan tersebut muncullah suatu kebiasaan buruk yang berpengaruh bagi seseorang yang terdampak yaitu FOMO (Fear Of Missing Out).
FOMO (Fearing Of Missing Out) merupakan perasaan cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan terjadi, biasanya hal tersebut dapat terjadi karena unggahan di sosial media. FOMO (Fearing Of Missing Out) dapat didefinisikan sebagai perasaan takut tertinggal dengan peristiwa, pengalaman, atau informasi.
Ketakutan akan kehilangan momen yang dialami oleh individu berkaitan dengan emosi, motivasi, dan perilaku dari penderitanya. Selain itu, ketakutan akan kehilangan momen juga berkaitan dengan kebutuhan psikologis. Ketakutan akan kehilangan momen utamanya dipicu oleh update kegiatan orang lain melalui media sosial.
Beberapa dampak negatif dari seseorang yang dilanda FOMO (Fearing of Missing Out) yaitu tidak memiliki interaksi yang baik dengan lingkungan sekitarnya, rendahnya kesejahteraan psikologis, hingga kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.
Kaprodi Ilmu komunikasi Nur Maghfira A, S.Sos. M.Med.Kom. Akan memberikan beberapa tips agar Sobat Mbois tetap bisa mengikuti trend tanpa harus terkena dampak dari FOMO, yuk simak tips nya !
1. Tidak terlalu fanatik dengan trend
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, sudah selayaknya kita memahami bagaimana algoritma sosial media itu berlangsung. Akan tetapi kita tidak disarankan untuk terlalu fanatik untuk terus membuat konten sesuai dengan hal baru yang terjadi.
2. Menjadi pembuat Trend
Mengikuti hal yang saat ini terjadi itu merupakan suatu hal yang lumrah terjadi. Kaprodi Ikom Umsida ingin generasi millenial saat ini bisa melawan trend dengan menjadi pembeda atau pembuat hal baru.
3. Menghilangkan kebiasaan konten buruk
Seperti yang kita ketahui saat ini sedang marak pembuatan konten yang dapat memberi pengaruh buruk kepada mental seseorang. Salah satunya ialah trend membuat konten galau atau yang biasa di sebut sad content. Konten seperti ini harusnya dapat digantikan dengan konten yang bisa membakar semangat generasi millenial sehingga dapat menghasilkan hal hal yang positif.
“Kalau saya lihat sekarang kebanyakan kontennya anak muda itu galau galau. Kalau harapan saya anak Ikom Umsida bisa membuat konten yang menambah semangat. Tidak hanya itu, mereka juga harus bisa menjadi pencipta trend yang dapat melawan trend saat ini. Itu sudah dilakukan Ikom Umsida kemarin dalam pembuatan Series di tiktok”, ujar Kaprodi Ikom Nur Maghfira A.
Dari pengertian tentang FOMO di atas, diharapkan kepada seluruh mahasiswa ikom agar lebih waspada dan mengatur pola dalam penggunaan sosial media dan perilaku setiap harinya. Selain itu mahasiswa Ikom Umsida juga diharapkan dapat menjadi pencipta trend positif.
(Fernanda A.)