Ikom.umsida.ac.id – Dulu kerja kantoran identik dengan rutinitas 9-to-5 di kubikel yang sama setiap hari. Tapi sekarang? Gen Z mulai beralih ke model kerja yang lebih fleksibel: kerja jarak jauh dan jadi digital nomad. Dengan berkembangnya teknologi dan internet yang semakin pesat, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dari mana saja, dari kafe estetik, coworking space, bahkan pantai tropis! Kedengarannya seperti mimpi, bukan?
Meningkatnya Tren Kerja Jarak Jauh: Lebih Banyak Kebebasan, Lebih Sedikit Stres?
Tren kerja jarak jauh makin booming, apalagi setelah pandemi bikin banyak perusahaan sadar kalau tidak semua pekerjaan harus dikerjakan di kantor. Gen Z yang paham teknologi langsung menganut konsep ini karena mereka lebih mengutamakan keseimbangan kehidupan kerja. Tak perlu lagi stres dalam perjalanan, tak perlu lagi peraturan kantor yang ketat, hanya butuh laptop dan Wi-Fi yang stabil, semuanya siap dibawa bepergian!
Tapi, kerja jarak jauh juga punya tantangan. Disiplin diri jadi kunci utama biar tetap produktif. Godaan rebahan, Netflix, atau scrolling TikTok bisa bikin kerjaan keteteran kalau tidak punya manajemen waktu yang baik. Oleh karena itu, banyak digital nomad yang membuat rutinitas harian dan menyiapkan ruang kerja yang nyaman untuk tetap fokus.
Baca juga: COMFEST 2.0 : Hadirkan Kompetisi Kreatif Generasi Muda Indonesia
Gaya Hidup Nomaden Digital: Bekerja dari Mana Saja?
Banyak Gen Z yang nggak cuma kerja remote dari rumah, tapi juga traveling sambil kerja alias jadi digital nomad. Dengan adanya platform freelance seperti Upwork, Fiverr, atau portal pekerjaan jarak jauh, mereka bisa mendapatkan klien dari berbagai negara. Ditambah negara-negara seperti Bali, Thailand, dan Portugal mulai menawarkan visa nomad digital, yang membuat mereka bisa tinggal lebih lama sambil tetap bekerja.
Tapi, sebelum terjun ke dunia digital nomad, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
- Koneksi internet adalah suatu keharusan : Tidak ada Wi-Fi, tidak ada pekerjaan. Jadi, pastikan tempat tinggal selalu memiliki koneksi yang stabil.
- Tantangan zona waktu : Kerja buat klien di negara lain? Siap-siap pertemuan tengah malam atau subuh.
- Perencanaan keuangan : Hidup berpindah-pindah memang seru, tapi harus tetap ada budget biar nggak kehabisan uang di jalan.

Apakah Ini Masa Depan Karier Gen Z?
Meskipun pekerjaan jarak jauh dan pekerjaan digital nomad menyenangkan, tidak semua industri bisa menerapkan sistem ini. Beberapa pekerjaan masih membutuhkan kehadiran fisik, seperti tenaga medis atau bidang teknik. Namun bagi industri kreatif, teknologi, dan pekerja lepas, hal ini mungkin adalah masa depan!
Gen Z dikenal sebagai generasi yang lebih memilih mengecewakan dibandingkan gaji besar. Selama mereka bisa bekerja dengan nyaman, punya waktu untuk membuat proyek yang menarik, dan tetap bisa bepergian, mereka bahagia. Perusahaan yang ingin menarik talenta Gen Z pun mulai mengadaptasi sistem kerja hybrid untuk mengakomodasi kebutuhan ini.
Lihat juga: Kepemilikan Direksi dan Stabilitas Kepemimpinan: Pilar Pertumbuhan Nilai Perusahaan
Terus bagaimana?
Dunia kerja terus berubah, dan Gen Z ada di garis depan dalam membentuk masa karir depan yang lebih fleksibel. Apakah kerja jarak jauh dan digital nomad akan menjadi standar baru? kemungkinan besar ya, tapi tantangan yang harus dihadapi tetap ada.
Pada akhirnya, yang paling penting adalah menemukan cara kerja yang paling cocok dengan gaya hidup masing-masing. Baik bekerja di rumah kantor yang nyaman, kafe yang ramai, atau vila tepi pantai, masa depan dunia kerja adalah soal kebebasan dan kematian. Jadi, apakah Anda siap menyambut era kerja jarak jauh?
Penulis : Kiki Widyasari Hastowo