Digital Footprint Aman atau Bikin Malu di Masa Depan?

Ikom.umsida.ac.id – Pernah kepikiran gak kalau tweet bercanda kamu lima tahun lalu tiba-tiba muncul lagi dan bikin masalah? Atau foto lawas di Facebook yang dulu kelihatan keren, sekarang malah bikin malu? Well, jejak digital itu abadi dan selalu ngejar kamu.

Apa yang kita bagikan di internet bisa punya efek jangka panjang, entah itu bagus atau justru bikin repot.

Di era serba digital ini, hampir semua orang punya jejak internet. Mulai dari akun media sosial, riwayat pencarian, sampai data yang dikumpulkan aplikasi dan website yang kita pakai.

Masalahnya gak semua orang sadar kalau apa yang mereka unggah bisa jadi senjata makan tuan di masa depan.

Baca juga: Cancel Culture Selebriti Perlu Gak Sih? Ajang Edukasi atau Saling Menjatuhkan?

Manusia Bisa Lupa Kamu, Internet? Gak Lupa

Kasus soal jejak digital udah sering kejadian. Banyak public figure, influencer, bahkan orang biasa yang karier atau reputasinya anjlok gara-gara konten lama yang kembali muncul.

Sumber: Ilustrasi AI

Kalo pun gak muncul secara sendirinya, netizen sekarang pinter banget ngulik postingan atau cuitan masa lalu kita.

Ada yang dulu nge-tweet hal kontroversial, ada yang chat-nya bocor, atau sekadar unggahan yang dulu dianggap seru, sekarang malah dianggap gak pantas.

Contohnya? Beberapa selebriti sempat kena cancel gara-gara tweet mereka bertahun-tahun lalu yang dianggap rasis atau ofensif.

Banyak pelaku kontroversial yang diulik habis-habisan tentang postingan lamanya.

Gak cuma itu, pelamar kerja pun sering batal diterima setelah HR ngecek media sosial mereka
dan nemu sesuatu yang “gak cocok” buat perusahaan.

Menurut riset dari CareerBuilder, 70% perekrut mengecek media sosial kandidat sebelum merekrut.

Bahkan, 54% di antaranya menolak kandidat karena menemukan sesuatu yang “meragukan” di akun mereka.

So, bukan cuma influencer atau pejabat aja yang harus hati-hati, kita semua perlu mikirin gimana jejak digital bisa berdampak ke masa depan.

Lihat juga: Integrasi Cryptocurrency dan QRIS: Inovasi Menuju Transformasi Keuangan

Apa Aja yang Termasuk Jejak Digital?

Jejak digital itu luas banget. Gak cuma postingan media sosial, tapi juga hal-hal yang sering kita anggap sepele, seperti:

1. Komentar di forum atau kolom reply sosial media.
2. Riwayat pencarian Google.
3. Foto atau video yang pernah kita unggah.
4. Review atau testimoni yang kita tinggalkan di e-commerce.
5. Data yang dikumpulkan aplikasi dan website yang kita pakai.

Kadang kita gak sadar kalau data ini masih ada, bahkan setelah kita menghapusnya. Internet itu seperti mesin waktu yang bisa menyimpan segalanya.

Dan sekalinya sesuatu masuk ke dunia maya, sulit banget buat benar-benar menghilangkannya.

Gimana Cara Mengelola Jejak Digital?

Biar gak jadi korban jejak digital sendiri, ada beberapa langkah yang bisa kalian lakuin buat menjaga data dan reputasi online:

1. Cek apa aja yang ada tentang kamu di internet. Coba googling nama kamu dan lihat apa yang muncul. Kalau ada sesuatu yang gak pengen dilihat orang lain, coba hapus atau minta take down.

2. Jaga privasi media sosial. Atur akun jadi private kalau perlu dan hati-hati sama informasi yang kamu bagikan ke publik.

3. Think before you post. Sebelum nge-post atau nge-tweet, tanya diri sendiri “Bakal malu gak kalau ini muncul lima tahun lagi?”.

Karena itu semua super ngaruh banget dan kita gak bisa prediksi apa yang akan terjadi di masa depan.

4. Hapus akun lama yang gak kepake. Banyak orang punya akun lawas dari zaman remaja yang masih bisa diakses. Kalau udah gak relevan, mending hapus sebelum jadi masalah.

5. Gunakan password yang kuat dan unik. Jangan sampe akun kamu mudah diretas dan data lama disalahgunakan.

Jejak Digital itu Pedang Bermata Dua

Jejak digital gak selalu buruk. Kalau dikelola dengan baik, bisa jadi aset yang bikin kamu lebih kredibel.

Banyak profesional yang sengaja membangun personal branding lewat internet, dari LinkedIn, blog, sampai portofolio online.

Tapi kalau gak hati-hati, jejak digital bisa jadi bumerang yang bikin nyesel di kemudian hari. So, sebelum nge-post sesuatu atau asal komen di internet, ingat satu hal: Internet gak pernah lupa.

Penulis: Kiki Widyasari Hastowo

Berita Terkini

Himakom Umsida 2025 Gelar Seleksi Anggota Baru dengan Sistem yang Lebih Ketat
09/02/2025By
Mengenal “Silent Communication” Ala Gen Z Lewat Streak Pet di TikTok
01/02/2025By
Strategi Digital Berbasis AI: Pengmas Dosen Ikom Umsida untuk Sekolah Muhammadiyah di Sidoarjo
01/02/2025By
International Virtual Short Course (IVSC)
Mahasiswa Ikom Umsida Sabet 4 Penghargaan di IVSC 2025
17/01/2025By
IVSC 2025: Mengakhiri dengan Apresiasi dan Harapan untuk Kolaborasi Global
16/01/2025By
Workshop Strategi Kreativitas Media Digital: Membangun Citra Sekolah di Era Digital
11/01/2025By
Mahasiswa Ikom Umsida : Amal Usaha Muhammadiyah Yang Inovatif Masjid Al Khusna
08/01/2025By
IVSC 2025: Sinergi Global Ikom Umsida untuk Menjawab Tantangan Digital
07/01/2025By

Prestasi

Tekuni olahraga Bulu Tangkis: ini Kisah Mardi Lukas
17/11/2024By
Ukir Prestasi pada Kompetisi Internasional, Nanda Novarina: “Jangan Takut Mencoba”
01/11/2024By
Selesaikan studi selama 3,5 tahun sekaligus menjadi mahasiswa berprestasi.
07/07/2024By
Lulusan Terbaik Prodi Ilmu Komunikasi, Cetak Generasi Penuh Talenta
01/07/2024By
Mahasiswa Ikom Umsida Unjuk Bakat pada FBHIS Fest 2024
01/07/2024By
ikom umsida
Melampaui Batas : Mahasiswa Ikom Umsida Sabet 3 Kejuaraan di SILAT APIK PTMA 2024
02/03/2024By
Sesuai Target, Mahasiswa Ikom Sabet Tiga Medali Emas Cabor Renang Pada Pomprov Jatim 2023
23/07/2023By
Seimbangnya Pengetahuan dan Skill Menjadi Kunci Mahasiswa Ikom Dalam Meraih Juara Pada PILMAPRES PTMA
15/04/2023By

Nur Maghfirah A., M.Med.Kom

Nama:

Tanggal Lahir

Scholar:

OJS:

Scopus:

 

This will close in 20 seconds