Ikom.umsida.ac.id– Berkat program Cultural Exchange and International Conference, tujuh mahasiswa Ilmu Komunikasi yang telah menyelesaikan jurnal ilmiahnya, melakukan presentasi di ko ferensk internasional pada Jumat (16/6) di Grand Center Point Pattaya, Thailand. Selanjutnya, jurnal tersebut akan terpublikasi di prosiding internasional
Ketujuh mahasiswa tersebut mempresentasikan artikel ilmiahnya di depan presenter lain dari berbagai kalangan. Total presenter pada konferensi ini berjumlah 23 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, maupun praktisi. Mereka terbagi menjadi dua ruangan. Dimulai sekitar pukul 09.00. Terbagi dua portal, konferensi berakhir sekitar pukul 15.00.
Kegiatan ini dibuka dengan seminar tentang Pembangunan Berkelanjutan oleh Deepthi Kolady dari South Dakota State University. Setelah itu, presenter dan partisipan memasuki ruangan masing-masing.
Artikel yang dipresentasikan dalam konferensi ini merupakan penelitian ilmiah di bidang sosial dan humaniora. Mahasiswa Ikom pun tampak antusias mengikuti konferensi internasional. Mereka tak hanya dari semester akhir saja yang mengikuti konferensi internasional agar bisa lulus, tapi juga mahasiswa semester 6. Misalnya Ramadhani Putra, mengangkat tentang perekonomian salah satu wisata di Pasuruan, ia mendapat respon positif dari presenter lain yang memiliki riset di bidang yang sama.
“Awalnya memang deg-degan lah ya, belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Tapi setelah presentasi senang dan lega. Apalagi presentasinya bukan hanya mahasiswa saja,” Ucapnya setelah presentasi. Dengan mempresentasikan jurnal ilmiah nya di konferensi internasional, para mahasiswa ini bisa dipastikan lulus tanpa skripsi. Mereka yang masih semester 6 pun tinggal menyelesaikan tanggungan mata kuliah saja.
Dilaksanakan untuk pertama kalinya, program ini tentu bisa membuka inovasi baru bagi mahasiswa yang ingin lulus melalui jalur konferensi internasional. Selain itu, dengan adanya program ini mahasiswa bisa mempelajari budaya luar negeri dan mendapatkan ilmu baru yang bisa diterapkan di Indonesia.
Dosen pendamping konferensi, Lailul Mursyidah pun bangga dengan keberanian mahasiswa saat mempresentasikan jurnal mereka, “Anak-anak berani bicara di forum internasional itu sudah bagus sekali. Berani menunjukkan karyanya dan aktif. Dapat wawasan terkait dengan sustainable development pasca covid dari berbagai negara juga di seminar paginya,”
Di hari selanjutnya, mahasiswa akan melakukan kegiatan kebudayaan bersama pihak Burapha University.
(Romadhona S.)