Tak hanya mengunjungi Pattaya dan Bangsaen saja, rombongan mahasiswa Umsida juga beranjak ke Bangkok, ibukota Thailand untuk mengunjungi beberapa tempat. Pada pagi hari dari penginapan di Bngsaen, rombongan langsung menuju ke museum nasional Bangkok sekitar pukul 10.00. Di sini, mereka diajak berkeliling untuk melihat beberapa peninggalan yang disimpan rapi di beberapa bangunan ikonik Thailand.
Salah satu benda yang menjadi perhatian pengunjung adalah keranda kerajaan Thailand yang masih tersusun rapi dan masih digunakan hingga sekarang. Keranda ini disimpan di area tengah kompleks museum yang menghadap langsung ke halaman depan. Berhubung ukurannya yang cukup besar dan masih digunakan, ruang penyimpanan keranda ini terdapat gerbang besar untuk mengeluarkannya. Ketika digunakan, keranda ini akan dikeluarkan dari museum dan merusak pagar utama. Oleh karena itulah pagar utama museum terus dibangun ulang.
Di museum ini juga terdapat berbagai asal usul Thailand yang juga mengalami akulturasi dengan negara luar seperti Jepang dan China mengingat Thailand pernah di bawah kuasa negara tersebut. Salah satu ciri khas Indonesia pun bisa ditemukan di sini, yaitu simbol burung garuda. Burung garuda ini mendominasi beberapa benda sebagai simbol kegagahan.
Memiliki julukan negeri gajah putih, di museum ini pun dijelaskan asal muasal hal tersebut. Pada saat jaman penjajahan, rakyat Thailand tidak menggunakan kuda dalam berperang. Mereka menggunakan gajah betina yang besar, kuat dan gigih untuk mengangkut tiga orang di punggunggnya. Meski bernama gajah putih, faktanya gajah ini tidak berwarna putih seutuhnya, melainkan berwarna merah muda di beberapa bagian tubuh seperti telinga dan kaki, mata dan kukunya pun lebih entik. Pasukan gajah ini berada di barisan depan saat Thailand mengalami masa penjajahan. Di museum ini juga terdapat replika gajah putih lengkap dengan atribut perangnya. Selain itu, terdapat pula replika formasi perang yang menjadikan gajah sebagai hewan yang membantu rakyat Thailand melawan penjajah.
Tempat selanjutnya yaitu kediaman raja Thailand yakni Vajiralongkorn atau yang bergelar King Rama X beserta keluarga. Meskipun masih ditempati, Grand Palace dibuka untuk umum sebagai salah satu wisata di tengah-tengah kota Bangkok. Lokasinya pun berdekatan dengan museum nasional tadi. Masih di area Grand Palace, terdapat satu vihara besar bernama Wat Phra Kaew atau Emerald Buddha Temple (Viraha Buddha Zamrud). Banyak upacara penting kenegaraan dan kerajaan diadakan di dalam kuil setiap tahun, dipimpin langsung oleh raja dan dihadiri oleh pejabat pemerintah. Hal ini menjadikan kuil sebagai tempat pemujaan utama bangsa dan tempat suci nasional untuk monarki dan negara. Arsitekturnya pun kental dengan ornamen tradisional religius Thailand.
Menjelang malam, rombongan mahasiswa menyantap kudapan khas Thailand yaitu Phad Thai, masakan tumisan mie beras yang umumnya disajikan sebagai jajanan pinggir jalan dan di restoran lokal kasual di Thailand. Mereka menikmati makanan tersebut dengan suguhan sungai Chao Phraya, sungai utama di Thailand yang menjadi salah satu sumber akomodasi, destinasi, bahkan sebagai sumber kehidupan di negeri gajah putih ini.
(Romadhona S.)