Ikom.umsida.ac.id – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Ikom Umsida) kembali melaksanakan kegiatan liputan lapangan mingguan sebagai bagian dari program magang.
Kegiatan ini dirancang untuk melatih mahasiswa dalam mempraktikkan teori komunikasi yang selama ini dipelajari di ruang kelas sekaligus menumbuhkan kepekaan terhadap isu sosial, ekonomi, hingga lingkungan di masyarakat.
Liputan kali ini berfokus pada isu-isu aktual yang tengah berkembang di Kabupaten Sidoarjo.
Mulai dari event kuliner terbesar yang digelar di Transmart, fenomena mall yang kian sepi pengunjung, permasalahan sampah di kawasan Jabon, hingga potensi perkebunan jambu di Tulangan.
Keempat isu tersebut dianggap representatif dalam menggambarkan dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terjadi di daerah berjuluk Kota Udang.
Baca juga: Seberapa Efektif Konten Marketing Tiktok Mempengaruhi Pembelian Impulsif?
Liputan Roadshow Kuliner Viral Indonesia
Pameran kuliner terbesar di Kota Delta itu sukses digelar di Transmart Sidoarjo. Lebih dari 300 tenant hadir membawa 1.500 varian jajanan yang seluruhnya terjamin 100 persen halal.

Event ini merupakan bagian dari rangkaian Roadshow Kuliner Viral Indonesia yang sebelumnya sukses berlangsung di 12 kota besar, termasuk Pekanbaru, Batam, hingga Bandung.
Kini giliran Sidoarjo menjadi kota ke-13 yang didapuk sebagai tuan rumah. Pengunjung bisa menikmati berbagai menu mulai dari kuliner khas Nusantara hingga sajian populer asal Thailand, Korea, dan Malaysia.
Selly, salah satu pengunjung, mengaku antusias dengan festival tersebut. “Event kuliner seperti ini belum pernah saya temui sebelumnya di Sidoarjo. Memang ada festival makanan lain, tetapi kali ini jauh lebih besar dengan pilihan kuliner yang lebih beragam,” ujarnya.
Lihat juga: Skill yang Dibutuhkan Industri? Mahasiswa Komunikasi Wajib Tahu
Belanja Online Marak, Mall di Sidoarjo Sepi Pengunjung
Berbeda dengan ramainya Transmart, beberapa pusat perbelanjaan di Sidoarjo justru tampak sepi pengunjung.
Fenomena ini erat kaitannya dengan tren belanja daring (online) yang kian meningkat.
Kondisi tersebut berdampak langsung terhadap pekerja ritel karena target penjualan sulit tercapai.
Nazwa, salah seorang karyawan toko, menuturkan perubahan itu sangat terasa. “Kalau dulu weekend bisa ramai banget, sekarang sering sepi. Kadang sehari cuma ada beberapa pembeli saja. Target penjualan pun sering nggak tercapai,” ujarnya.
Meski demikian, ia berharap mal bisa bertahan dengan melakukan inovasi, seperti mengadakan acara hiburan, promosi khusus, atau menghadirkan ruang rekreasi keluarga sehingga mall berfungsi bukan sekadar tempat belanja, melainkan juga pusat gaya hidup masyarakat.
TPA Griyo Mulyo Jabon Overload
Di sisi lain, persoalan lingkungan muncul di kawasan Jabon. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo mengalami kelebihan kapasitas parah hingga sampah meluber ke permukiman warga Desa Tambak Kalisogo. Kondisi ini menimbulkan bau menyengat dan situasi yang tidak higienis.
Namun, di balik persoalan tersebut, sebagian warga justru memanfaatkannya sebagai peluang ekonomi dengan memilah sampah plastik untuk dijual kembali.
Sri, salah seorang pemilah sampah, mengatakan, “Alhamdulillah, meski hanya sampah, tetapi bisa menghidupi keluarga. Untuk makan dan belanja kebutuhan sehari-hari. Tapi, risikonya bau dan kotor setiap hari,” ungkapnya.
Situasi ini menjadi potret dilema umum pengelolaan sampah di Indonesia: di satu sisi menimbulkan persoalan lingkungan, di sisi lain menciptakan peluang ekonomi bagi sebagian masyarakat.
Wisata Edukatif Petik Jambu di Tulangan
Tidak hanya isu lingkungan dan ekonomi perkotaan, mahasiswa juga meliput potensi pedesaan lewat destinasi Wisata Kaki Bumi Petik Jambu di Desa Kebaron, Tulangan.

Tempat wisata yang dikelola oleh BUMDes Kebaron Makmur dan Pokdarwis ini menawarkan pengalaman memetik tiga jenis jambu merah, kristal, dan Australia langsung dari pohonnya.
Dengan tiket masuk Rp 5.000, pengunjung bisa menikmati suasana kebun sekaligus belajar mengenal pertanian lokal.
Jika ingin membawa pulang buah, pengelola menyediakan harga khusus per kilogram.
Selain itu, terdapat fasilitas lain seperti kolam pancing, taman kelinci, hingga peternakan kambing mini.
Wisata ini beroperasi sejak 2018 dan terus dikembangkan, termasuk rencana penambahan pasar kuliner dan panggung budaya.
Sulthon Aminudin, salah seorang pengunjung, memberikan testimoni positif. “Tempatnya bersih, worth it untuk dikunjungi, apalagi banyak yang tahu dari media sosial. Saya senang karena ada mahasiswa KKN yang juga ikut membantu mempromosikan destinasi ini,” katanya.
Pentingnya Liputan Lapangan
Liputan lapangan merupakan kegiatan jurnalistik langsung di lokasi peristiwa untuk mendapatkan informasi faktual dan akurat.

Melalui liputan ini, mahasiswa belajar menggali data secara nyata, melakukan wawancara, serta mengamati fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Manfaatnya bukan hanya menambah keterampilan menulis berita, tetapi juga melatih kepekaan terhadap isu-isu sekitar, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan memperkuat analisis kritis.
Bagi mahasiswa komunikasi, pengalaman liputan lapangan menjadi bekal penting untuk menghadapi dunia kerja, khususnya di bidang media, public relations, dan jurnalistik.
Kegiatan liputan lapangan ini menunjukkan bahwa setiap fenomena di sekitar dapat menjadi berita bernilai, mulai dari ramainya kuliner hingga sepinya mall.
Melalui pengalaman langsung, mahasiswa tidak hanya berlatih menulis, tetapi juga belajar menangkap realitas sosial dengan lebih jeli.
Dengan demikian, liputan lapangan bukan sekadar tugas akademik, melainkan juga proses pembelajaran untuk mencetak calon komunikator yang peka, kritis, dan siap terjun di dunia profesional.
Penulis: Amelia Hidayatus S
Penyunting: Indah Nurul Ainiyah