Ikom.umsida.ac.id- Prestasi membanggakan diraih oleh Ayunda Hatiyanti, Mahasiswi semester 6 Ilmu Komunikasi (Ikom) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam ajang International Conference on Emerging Media Society and Science (ICEMSS) 2025. Dengan mengangkat tema Digital Citizenship and Public Engagement in the Cyber Era, Ayunda berhasil meraih penghargaan Best Paper melalui penelitian berjudul “Strategi Komunikasi Politik KPU Kabupaten Gresik dalam Menghadapi Kotak Kosong pada Pilkada 2024.”
Penelitian tersebut menyoroti fenomena unik dan langka yang terjadi di Kabupaten Gresik, yaitu adanya kotak kosong dalam pemilihan kepala daerah. Fenomena ini menjadi titik awal yang mendorong Ayunda untuk melakukan kajian mendalam tentang strategi komunikasi politik yang diterapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyikapi kondisi tersebut.
Terinspirasi Fenomena Politik yang Langka
Ayunda menyampaikan bahwa motivasinya dalam memilih topik ini berasal dari keprihatinan sekaligus ketertarikan terhadap kondisi politik lokal yang jarang terjadi. “Di Kabupaten Gresik, Pilkada 2024 menjadi momen pertama kali munculnya fenomena kotak kosong. Saya merasa ini menarik untuk diteliti, apalagi strategi komunikasi KPU ternyata belum merata menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, banyak warga Gresik yang belum sepenuhnya memahami makna dari keberadaan kotak kosong maupun posisi calon tunggal. Hal ini memunculkan tantangan tersendiri dalam pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak penyelenggara pemilu.
Proses Penelitian Penuh Tantangan
Meneliti isu politik bukanlah hal mudah, terlebih ketika harus dijalani bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ayunda mengakui bahwa proses penelitiannya memerlukan waktu panjang dan menghadapi banyak kendala.
“Tantangannya lumayan berat. Pertama, narasumber susah dihubungi. Kedua, pengumpulan data sulit karena tidak semua informasi tersedia secara terbuka. Ketiga, waktunya berbarengan dengan KKN, jadi saya harus pintar-pintar bagi waktu,” ungkap Ayunda.
Namun, semangatnya untuk menyelesaikan penelitian tidak surut. Ia terus menggali informasi, berdiskusi dengan dosen pembimbing, dan mengembangkan pendekatan analitis untuk memperkaya tulisannya.
Perbedaan dan Keunikan Penelitian
Penelitian Ayunda memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan riset-riset sebelumnya. Salah satu fokus utamanya adalah mengkritisi bagaimana KPU belum optimal dalam menjalankan strategi komunikasi politik secara merata. Selain itu, ia juga menyoroti adanya gugatan hukum yang muncul pasca penetapan calon tunggal sebagai pemenang.
“Saya mengembangkan penelitian ini dari fenomena-fenomena yang terjadi, termasuk alasan masyarakat lebih memilih kotak kosong, serta munculnya gugatan-gugatan kepada KPU,” ucap Ayunda.
Ia menambahkan bahwa pendekatan komunikatif menjadi hal penting dalam ranah politik, terutama dalam memastikan informasi tersampaikan secara utuh dan tidak menimbulkan kesalahpahaman publik.
Lihat juga: HIMMAPIK Umsida Suarakan Isu Banjir dan Tata Ruang dalam Hearing DPRD Sidoarjo
Dosen Pembimbing Jadi Inspirasi
Ayunda menyebut bahwa dosen pembimbingnya, Dr Sufyanto MSi, merupakan sosok yang sangat berperan dalam membentuk arah penelitiannya. “Beliau memang aktif di dunia politik dan tulisan-tulisannya sangat menginspirasi. Dari situ saya jadi semakin yakin untuk membahas isu ini,” ucapnya.
Tidak Menyangka Bisa Menang
Mendapatkan penghargaan Best Paper menjadi pencapaian yang sangat emosional bagi Ayunda. Ia mengaku tidak menyangka tulisannya akan terpilih sebagai yang terbaik, mengingat proses pengerjaannya yang cukup menantang.
“Saya sempat berpikir tidak akan selesai tepat waktu. Bahkan pengumpulan naskahnya di jam-jam terakhir. Tapi ternyata bisa jadi Best Paper. Saya benar-benar terharu dan bangga,” ungkapnya.
Harapan dan Pesan
Melalui penelitiannya, Ayunda berharap masyarakat lebih memahami tentang pentingnya peran serta dalam pemilu, baik dalam memahami calon maupun makna kotak kosong. Ia juga berharap agar fenomena seperti ini tidak terjadi lagi di daerah lain karena menandakan lemahnya partisipasi politik.
Ia juga memberikan motivasi bagi mahasiswa lain yang sedang mengerjakan tugas akhir. “Jangan ditunda-tunda, terus semangat, dan jangan takut datang bimbingan meskipun tulisan masih berantakan. Semua itu pasti ada jalannya,” pesannya.
Konferensi yang Menambah Wawasan
Mengikuti ICEMSS 2025 memberikan pengalaman luar biasa bagi Ayunda. Ia tidak hanya mendapatkan penghargaan, tetapi juga memperluas jaringan akademik dengan peserta dari luar negeri. “Saya bisa bertukar cerita dengan teman-teman dari luar kampus bahkan luar negeri. Itu sangat berkesan dan membuka wawasan baru,” tutupnya.
Penulis: Salwa Rizky Awalya