Kebanyakan orang di luar Jawa Timur hanya tahu Lumpur Lapindo saja, tapi tidak tahu bahwa Lumpur Lapindo berada di kabupaten Sidoarjo.
Saat saya pergi ke beberapa kota di Indonesia, saya sempat juga mengobrol dengan beberapa orang di daerah tersebut. Misalnya saja saat saya liburan ke Kota Solo sebulan yang lalu. Waktu itu saya singgah di salah satu warung kopi di kota Solo, saat saya sedang istirahat dan minum kopi, orang di samping saya mengajak saya ngobrol. Beliau bertanya kepada saya “Masnya dari mana?” kemudian saya menjawab “dari Sidoarjo, pak”, beliau bertanya lagi kepada saya, ”Sidoarjo itu dimana ya mas? Dalam hati, saya berkata “jancuk, gak ngerti Sidoarjo wong iki”. Kemudian saya jelaskan “Sidoarjo itu di sebelah selatan Kota Surabaya, pak. Itu loh pak, Lumpur Lapindo”. Beliau kemudian berkata “oalah Lumpur Lapindo, ngerti mas kalau itu, gak bilang dari tadi”. Saya berkata lagi dalam hati “jancuk yoopo wong iki, ngerti Lapindo tapi gak ngerti Sidoarjo”. Begitulah kira-kira obrolan singkat saya dengan seorang bapak-bapak di warung kopi tersebut.
Ternyata Lumpur Lapindo lebih terkenal daripada kabupatennya (Sidoarjo). Padahal usia kabupaten Sidoarjo lebih tua daripada Lumpur Lapindo itu sendiri. Usia kabupaten Sidoarjo sekarang adalah 162 tahun dan akan memasuki usia 163 pada tahun depan. Sedangkan Lumpur Lapindo muncul sejak tahun 2006, tapi mengapa orang-orang lebih mengenal Lumpur Lapindo daripada Kabupaten Sidoarjo.
Pengalaman kedua saya tentang hal ini, ketika saya sedang berada di rumah saudara saya di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Seperti biasa, saya adalah seorang remaja yang bosan di rumah. Suatu malam saya keluar rumah untuk pergi ke warung kopi, alhamdulillah di dekat perumahan saudara saya ada warung kopi. Lagi-lagi kejadian seperti saat saya ngopi di Solo terulang lagi. Seorang bapak di samping saya mengajak saya ngobrol, beliau menggunakan bahasa Banjar waktu itu, kemudian saya memotong perkataan beliau, ”maaf pak, saya tidak mengerti yang bapak ucapkan, saya bukan orang sini, pak”.Kemudian bapak itu kaget dan berkata “oh maaf nak, saya kira kamu orang sini, hehe. Memangnya kamu orang mana?”. ”Saya orang Sidoarjo, pak” jawab saya. Beliau kemudian bertanya “Sidoarjo itu daerah mana?”. Lagi-lagi saya bertemu dengan orang yang tidak tahu kabupaten Sidoarjo. Kemudian saya jelaskan kepada beliau “Sidoarjo itu di sebelah selatan Surabaya pak, yang ada Lumpur Lapindonya”. ”Oh, Lumpur Lapindo, bapak tahu kalau itu” jawab beliau. Dalam hati saya berkata ”cuk,gak ngerti Sidoarjo tapi ngerti Lapindo”. Begitulah sepenggal obrolan saya dengan bapak itu. Untuk kedua kalinya saya bertemu dengan orang yang tidak tahu Sidoarjo tapi tahu Lumpur Lapindo.
Kemudian saya berpikir mengapa banyak orang yang mengira kalau di Sidoarjo hanya ada Lumpur Lapindo saja? Padahal ada banyak hal yang lebih menarik daripada Lumpur Lapindo. Ada banyak sekali hal-hal yang lebih menarik di Sidoarjo, dan itu lebih baik daripada Lumpur Lapindo. Saya sampai berpikir “apa iya, Sidoarjo gak terkenal? Atau orang-orang yang pengetahuannya kurang luas”. Ya sudahlah “gapopo”, tapi saya sebagai warga Sidoarjo, ingin orang-orang lebih mengenal Sidoarjo lebih luas. Saya akan memberikan beberapa hal yang menarik dari Sidoarjo, selain Lumpur Lapindo.
Berikut beberapa hal yang menarik dari Sidoarjo:
- Candi Pari
- Candi Sumur
- Monumen Jayandaru
- Wisata Bahari Tlocor
- Masjid Agung Sidoarjo
- Makam KH.Ali Mas Ud
- Kampung Batik Jetis
- Museum Mpu Tantular,dll.
Tidak hanya itu, Sidoarjo juga terkenal dengan kulinernya. Berikut beberapa kuliner khas Sidoarjo:
- Kupang lontong
- Sate Kerang
- Otak-otak bandeng
- Lontong balap
- Kerupuk udang
- Bandeng presto
- Petis, dll.
Itulah beberapa hal menarik dari Kota Sidoarjo selain Lumpur Lapindo. Beberapa contoh yang saya cantumkan di atas lebih baik dan bisa dibanggakan warga Sidoarjo. Saya harap dengan tulisan ini, orang-orang lebih mengenal Sidoarjo. Sekali lagi saya katakan “Sidoarjo bukan Lumpur Lapindo saja”.
Muchammad Jiddan Azhar