Istana Maimoen adalah tempat ikonik yang ada di kota Medan. Tempat bersejarah ini merupakan istana Kesultanan Deli dimana disinilah awal mula kota Medan. Bangunan ini meghadap ke arah Timur menghadap Masjid Raya Medan atau yang biasa dikenal dengan Masjid Raya Medan.
Setelah menjalani karantina selama kurang lebih dua minggu di kost, akhirnya saya dan teman-teman PMM melaksanakan kegiatan Modul Nusantara, yaitu mata kuliah yang wajib diikuti oleh peserta PMM dan berbentuk praktik lapangan (seperti mengunjungi ikon kota, budaya daerah, dan ciri khas lainnya).
Dalam Modul Nusantara pertama ini, saya mengunjungi tempat yang bersejarah di Medan, tempat yang menjadi saksi awal mula terbentuknya kota ini yaitu Istana Maimoen. Istana ini dibangun pada 28 Agustus 1888 dan selesai. Istana ini didirikan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan pendiri Kota Medan.
Sekitar pukul 8 pagi kami sudah meninggalkan tempat kost, lalu menuju destinasi pertama yaitu Istama Maimoen. Tempat yang menjadi saksi kejayaan kesulatanan Deli Serdang di kota Medan, bahkan sampai sekarang kesultanan ini masih dipertahankan. Saat ini kesultanan Deli dipimpin oleh keturunan ke-14 yang bernama Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah (Tuanku Aji) yang berusia 23 tahun yang telah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Diponegoro jurusan teknik lingkungan, lalu melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor di jurusan yang sama. Beliau menjadi sultan sejak usia 7 pada 2005 (sejak wafat ayahnya).
Istana ini memadukan budaya Barat dan Timur, dimana budaya Barat didapat dari Belanda sedangkan budaya Timur didapat dari Persia, Mongolia, dan India. Ada 30 halaman atau kamar yang berada di Jl. Brigjen Katamso dan hanya tiga ruangan yang dibuka untuk umum. Yaitu yang pertama ruang penyambutan tamu, tempat pertemuan, dan ruangan makan, sisa ruangan berada di sayap kanan yang digunakan untuk tempat beristirahat permaisuri dan jajarannya dan sayap kiri istana untuk tempat istirahat sultan dan jajarannya, saat ini tempat tersebut masih ditempati oleh keturunan sultan sebanyak kurang lebih 40 kepala keluarga.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah ruang penyambutan tamu. Disini ada empat kursi, perhiasan dan alat kerajaan Negeri Deli, silsilah kesultanan, dan foto sultan pertama Kesultanan Deli. Lalu di ruang tengah, dinding dikelilingi oleh foto Sultan sejak awal kepemimpinan hingga sekarang, disebelah foto-foto tersebut, terdapat cermin besar yang digunakan sebagai cctv saat ruangan itu digunakan seperti pada acara pernikahan, khitan, dan kematian. Disebelah cermin itu ada penjaga yang akan mengawasi kegiatan yang ada di belakang (dibalik pintu). Bangunan berusia sekitar 130 tahun ini memiliki perabotan yang masih asli dari zaman Belanda seperti lantai marmer, lampu gantung, furniture dan kaligrafi di dinding. Di ruang ini juga terdapat singgahsana raja yang didominasi oleh warna kuning dan hijua. Hijau di bagian kubah melambangkan Ketuhanan, sedangkan warna kuning mengartikan kejayaan dan kemakmuran raja-raja Melayu. Sedangkan di ruang ketiga terdapat ruangan makan untuk skala besar, disini juga terdapat dapur dan tempat penyimpanan makanan.
Istana Maimoen memiliki luas bangunan sekitar 2.700m² diatas luas tanah 4,5hektare. Istana ini digunakan sebagai cagar budaya Melayu karena disinilah kota Medan terbentuk. Di bagian depan dan samping istana terdapat berbagai penjual souvenir dan oleh-oleh khas dari istana Maimoen, kita juga bisa menyewa pakaian adat untuk berfoto ria di kawasan istana. Istana Maimoen menyadarkan saya akan kekayaan budaya Indonesia yang berasal dari berbagai sisi. Di tempat inilah sejara kota Medan dimulai, dan disini pula tempat petama saya mengenal kota Medan dari awal berdiri.
Bersambung…