Ikom.umsida.ac.id – Sebanyak 600 peserta memadati Masjid Al Wahyu di kawasan Rungkut Menanggal, Surabaya.
Mereka datang dengan penuh antusias untuk mengikuti Kajian Pranikah Akbar bertajuk “Tak Ingin Usai,”. Acara yang berlangsung pada Minggu, (27/07/2025).
Sebuah agenda spesial yang diselenggarakan oleh Laznas LMI bekerja sama dengan Better Youth Foundation dan Pranikah Academy.
Kajian pranikah ini menjadi salah satu rangkaian acara penting dalam menyambut usia 30 tahun LMI.
Tidak hanya sekadar kajian, kegiatan ini juga dirancang untuk memberikan wawasan mendalam dan persiapan matang bagi generasi muda sebelum memasuki pernikahan.
Peserta yang hadir didominasi oleh perempuan, baik yang datang langsung ke lokasi maupun yang mengikuti secara daring dari berbagai kota di Indonesia.
Suasana di ruang utama masjid tampak khidmat sekaligus penuh semangat, mencerminkan keinginan besar para peserta untuk memperoleh bekal ilmu yang bermanfaat sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Antusiasme Peserta dan Kehadiran Pembicara Kredibel

Antusiasme peserta kian terasa saat menyimak paparan para pembicara utama. Ustadz Zayyin Achmad, seorang penulis buku dan fasilitator taaruf berpengalaman, menjadi narasumber pertama.
Dalam penyampaiannya, ia menekankan pentingnya memahami makna cinta sejati dan membangun fondasi pernikahan yang kokoh berdasarkan nilai spiritual.
Pesan tersebut disampaikan dengan bahasa yang lugas, sehingga mudah dipahami oleh peserta yang sebagian besar berasal dari kalangan muda.
Baca juga: Mahasiswa Ikom Umsida Terapkan Teori Perkuliahan dalam Produksi Konten Media di Metrotoday
Selain itu, kehadiran pasangan influencer muda, Lutfi Muzzaki dan Fachirah Chaidar, semakin menambah daya tarik acara.
Mereka berbagi pengalaman pribadi dalam mempersiapkan pernikahan di era modern, memberikan perspektif yang lebih dekat dengan keseharian generasi milenial dan Gen Z.
Kombinasi antara nasihat spiritual dan pengalaman praktis ini menjadikan kajian semakin kaya akan ilmu serta inspirasi.
Dukungan Sponsor dan Suasana Meriah
Kehadiran acara ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai brand ternama. Di antaranya adalah Wardah, Kahf, BSI, Cleo, Hayyu Clinic, Karita, dan SR 12.
Tidak hanya itu, sebanyak sepuluh tenant turut meramaikan acara dengan menjual aneka makanan, minuman, dan pakaian.
Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri sekaligus menciptakan suasana lebih interaktif.
Setelah sesi kajian selesai, ratusan peserta tampak antusias untuk mengabadikan momen dengan berfoto di backdrop acara.
Tidak sedikit pula yang berkeliling mengunjungi setiap tenant, menjadikan acara tidak hanya edukatif, tetapi juga menyenangkan dan penuh kebersamaan.
Lihat juga: Perkuat Literasi Keuangan Syariah, Kolaborasi Fbhis dengan Permata Bank Syariah dalam Kuliah Tamu
Peran Mahasiswa Umsida dalam Edukasi Infak Digital

Salah satu hal yang menarik perhatian dalam acara ini adalah kehadiran Booth Layanan Manajemen Infaq & Infak.in.
Booth ini dijaga secara aktif oleh mahasiswa magang dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Kehadiran mereka tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi memainkan peran penting dalam mendukung edukasi donasi digital kepada masyarakat.
Para mahasiswa bertugas memberikan brosur, menjelaskan cara kerja aplikasi Infak.in, serta memberikan informasi terkait program-program donasi yang dikelola oleh LMI.
Mereka juga menjawab beragam pertanyaan peserta, mulai dari tata cara berdonasi secara online, program-program apa saja yang dapat dibantu, hingga bagaimana donasi dapat dipantau dengan transparan.
Melalui platform Infak.in, peserta memperoleh kemudahan untuk berdonasi kapan saja dan di mana saja, sebuah langkah nyata dalam mengoptimalkan teknologi untuk mendukung gerakan sosial dan kemanusiaan.
Donasi untuk Palestina dan Pengalaman Lapangan
Lebih dari sekadar memberikan informasi, mahasiswa Umsida juga berperan dalam mengelola komitmen peserta untuk berdonasi secara berkelanjutan.
Mereka mencatat data peserta yang ingin menyalurkan donasi khusus untuk Palestina, sebuah program prioritas yang sedang digencarkan LMI.
Dari hasil kerja sama tersebut, terkumpul sebanyak 43 peserta yang mendaftar untuk rutin berdonasi.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa bukan hanya sekadar belajar teori di kampus, tetapi juga mampu memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat.
Mereka merasakan pengalaman lapangan yang berharga sekaligus memperoleh kepuasan batin ketika melihat respons positif dari peserta.
Cantika, salah satu mahasiswa magang dari Ikom Umsida berkata,
“Kami bersyukur bisa menjadi bagian dari acara ini. Selain menambah pengalaman, kami juga belajar bagaimana mengelola program sosial dan memanfaatkan platform digital, yang nantinya berdampak langsung pada masyarakat,”.
Mengasah Kompetensi dan Kepekaan Sosial
Keterlibatan mahasiswa Umsida dalam kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi profesional sekaligus membangun kepekaan sosial.
Dengan terjun langsung ke lapangan, mereka belajar menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peduli terhadap isu-isu kemanusiaan.
Acara Kajian Pranikah Akbar “Tak Ingin Usai” pun tidak hanya menjadi wadah edukasi pranikah, tetapi juga menjadi momentum penting dalam mendorong kesadaran sosial, khususnya melalui pemanfaatan donasi digital.
Melalui kolaborasi antara LMI, mitra penyelenggara, sponsor, serta mahasiswa, acara ini menunjukkan bahwa edukasi, teknologi, dan kepedulian sosial dapat berjalan beriringan, menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat.
Penulis: Jihan Alifia Afifah
Penyunting: Salwa Rizky Awalya