Ikom.umsida.ac.id – Program magang mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah (Ikom Umsida) di PT Semanggi Digital Indonesia semakin menantang sekaligus penuh pengalaman.
Setelah melalui tahap riset di minggu awal, kini para mahasiswa resmi mendapatkan penugasan baru yang lebih aplikatif, yakni membangun toko online dari awal untuk produk skincare, lengkap dengan branding media sosial dan marketplace.
Penugasan ini menjadi langkah konkret bagi mahasiswa untuk merasakan langsung atmosfer dunia kerja digital marketing, yang semakin berkembang pesat di era industri 4.0.
Baca juga: Mahasiswa Ikom Umsida Ikuti Pelatihan SEO, Perdalam Optimasi Website
Tahap Awal: Riset Pasar dan Strategi Digital
Pada minggu pertama hingga minggu kedua, mahasiswa diarahkan untuk melakukan riset sebagai fondasi awal.

Riset tersebut bukan hanya menjadi formalitas akademis, melainkan dasar penting dalam merumuskan strategi digital yang akan dijalankan. Beberapa aspek riset yang dilakukan meliputi:
- Riset pasar skincare dimarketplace populer seperti Shopee, TikTok Shop, dan Instagram Shopping. Dari riset ini, mahasiswa dapat melihat produk yang paling diminati, variasi harga, serta perilaku konsumen.
- Analisis kompetitor, dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan toko yang sudah ada, mencatat rating, hingga membaca ulasan pelanggan. Data ini menjadi sumber inspirasi sekaligus evaluasi agar kesalahan serupa bisa dihindari.
- Pemetaan tren media sosial, misalnya konten video TikTok yang sedang viral, gaya visual Instagram Reels, hingga strategi storytelling yang relevan dengan audiens industri kecantikan.
Hasil riset ini memberikan gambaran menyeluruh kepada mahasiswa mengenai bagaimana konsumen memilih produk, apa yang menjadi daya tarik utama, serta gaya komunikasi yang efektif dalam menjangkau target pasar skincare yang sebagian besar berasal dari kalangan muda.
Minggu Ketiga: Pembagian Tim
Memasuki minggu ketiga, mahasiswa kemudian dibagi ke dalam beberapa tim sesuai dengan minat dan kompetensi masing-masing.

Struktur tim ini mencerminkan realitas dunia kerja profesional di bidang digital marketing, sehingga mahasiswa bisa beradaptasi sejak dini.
- Tim Desain, bertugas membuat logo, desain feed Instagram, desain produk di marketplace, banner Shopee, hingga visual untuk iklan digital.
- Tim Admin, berfokus pada aspek operasional seperti pembuatan akun toko, pengelolaan data produk, hingga penjadwalan unggahan konten di berbagai platform.
- Tim Konten Kreator, mengembangkan ide cerita, menulis copywriting, membuat konten video kreatif, serta menyusun strategi storytelling untuk media sosial.
Selain pembagian tim, ditunjuk pula seorang Project Manager dari kalangan mahasiswa.
Tugasnya cukup krusial, yakni mengoordinasikan semua tim, menjaga komunikasi internal, serta memastikan target penugasan tercapai sesuai timeline.
Dengan pola kerja ini, mahasiswa terbiasa menghadapi dinamika kolaborasi dan manajemen proyek yang biasanya hanya ditemui di dunia kerja.
Lihat juga: Fenomena FOMO: Takut Ketinggalan Tren Memicu Mahasiswa Berbelanja Impulsif
Penugasan Utama: Membangun Toko Online Skincare
Setelah pembagian tim selesai, mahasiswa langsung diarahkan untuk melaksanakan penugasan utama, yaitu membangun toko online skincare dari nol.

Penugasan ini meliputi seluruh rangkaian proses branding, mulai dari menentukan nama toko hingga menyusun strategi pemasaran digital.
Beberapa langkah konkret yang dijalankan antara lain:
- Menentukan nama toko dan konsep brand yang sesuai dengan target pasar skincare, dengan mempertimbangkan nilai estetika dan daya ingat konsumen.
- Membangun brand identity, meliputi logo, warna utama, tipografi, hingga gaya visual yang konsisten di seluruh platform digital.
- Membuat akun di marketplace seperti Shopee dan TikTok Shop, kemudian mengunggah produk dengan deskripsi menarik, optimasi foto, serta pemanfaatan fitur promosi.
- Mengelola media sosial toko, mulai dari perencanaan kalender konten, desain visual, hingga publikasi rutin di Instagram dan TikTok untuk menjaga interaksi dengan audiens.
- Menyusun strategi promosi digital, termasuk kampanye toko, konten edukasi seputar skincare, hingga konten interaktif seperti kuis atau challenge yang dirancang untuk membangun engagement dengan calon pelanggan.
Melalui tahapan ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori branding yang selama ini diperoleh di kelas, tetapi juga langsung mempraktikkan bagaimana sebuah brand benar-benar dibangun dari awal hingga siap bersaing di marketplace.
Bekal Nyata untuk Mahasiswa dalam Dunia Kerja
Bagi mahasiswa Ikom Umsida, pengalaman membangun toko online skincare ini bukan sekadar memenuhi kewajiban magang, tetapi juga menjadi bekal nyata untuk dunia kerja.
Mereka berlatih mengintegrasikan ilmu komunikasi dengan praktik branding digital, manajemen tim, hingga strategi pemasaran berbasis data.
Keterlibatan mahasiswa dalam mendirikan toko online dari nol, melengkapinya dengan identitas brand, mengelola media sosial, serta memasarkan produk secara digital merupakan bukti konkret keterampilan mereka.
Portofolio seperti ini sangat bernilai ketika mereka kelak melamar pekerjaan atau bahkan merintis bisnis pribadi di bidang digital marketing.
Program magang ini juga memperlihatkan pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan industri.
Universitas berperan menyediakan dasar keilmuan, sementara industri memberi ruang praktik nyata.
Sinergi inilah yang akhirnya membuat mahasiswa tidak hanya menjadi lulusan dengan pengetahuan teoretis, tetapi juga individu yang siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Program magang di PT Semanggi Digital Indonesia membuktikan bahwa pengalaman belajar yang relevan, aplikatif, dan berbasis praktik mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi mahasiswa.
Penugasan membangun toko online skincare dari awal tidak hanya melatih keterampilan teknis di bidang branding dan digital marketing, tetapi juga memperkuat soft skill seperti kerja sama tim, komunikasi, kepemimpinan, dan problem solving.
Dengan bekal tersebut, mahasiswa Ilmu Komunikasi tidak hanya siap menghadapi dunia kerja, tetapi juga berpotensi menjadi talenta kreatif yang mampu bersaing di era digital.
Pengalaman ini akan menjadi pijakan berharga bagi masa depan mereka, baik sebagai profesional di industri komunikasi maupun sebagai wirausahawan digital yang mandiri.
PenulisĀ : Fara Putri Amalia
Penyunting: Indah Nurul Ainiyah