Ikom.umsida.ac.id – Lembaga Manajemen Infaq (LMI) menyelenggarakan On the Job Training (OJT) secara daring melalui platform Zoom pada Rabu (30/7) hingga Jumat (1/8) bagi sumber daya manusia (SDM) baru yang terdiri atas amil, relawan, hingga mahasiswa magang dari kantor pusat maupun perwakilan LMI di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis LMI dalam memberikan pembekalan awal agar SDM baru memahami nilai-nilai lembaga, budaya kerja, kompetensi teknis, serta wawasan keamilan yang diperlukan untuk mendukung peran mereka dalam dunia kerja, kegiatan kerelawanan, maupun magang.
Dengan konsep daring, OJT dirancang agar dapat menjangkau seluruh peserta tanpa batasan geografis sekaligus memastikan rangkaian materi dapat diikuti secara efektif dan efisien.
Pembekalan Budaya Kerja untuk SDM Baru

Pelaksanaan OJT dimulai pada Rabu (30/7) pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan dibuka secara resmi oleh Human Resource (HR) LMI, Rizki Wulan.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pembekalan awal agar SDM baru memahami visi, misi, dan nilai lembaga sehingga memiliki arah kerja yang selaras.
“Pelatihan ini kami selenggarakan agar setiap SDM baru tidak hanya paham peran dan tugasnya, tetapi juga memiliki pemahaman utuh tentang budaya kerja serta nilai-nilai lembaga yang menjadi dasar dalam setiap aktivitas di LMI,” ujar Rizki.
Setelah pembukaan, sesi dilanjutkan dengan materi pertama yang disampaikan Operation and Development Director mengenai pengenalan lembaga, mencakup profil perusahaan, struktur organisasi, proses bisnis, serta profesi keamilan sebagai peran strategis dalam penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infak, dan sedekah.
Baca juga: Mahasiswa Umsida Dukung Layanan Infak.in di Kajian Pranikah LMI
Materi kedua disampaikan tim HRD dengan fokus pada budaya kerja, mulai dari etika berpakaian, alat ukur kinerja, hingga nilai organisasi yang menjadi pedoman bagi amil, relawan, dan mahasiswa magang.
Sesi hari pertama ditutup dengan diskusi interaktif dan tanya jawab yang memberi kesempatan peserta memperdalam pemahaman terkait materi yang dipaparkan.
Penguatan Kompetensi Zakat dan Pemberdayaan

Kegiatan hari kedua OJT pada Kamis (31/7) difokuskan pada penguatan kompetensi teknis dengan menghadirkan dua materi utama.
Materi ketiga membahas Fiqih Zakat yang dipaparkan oleh Dewan Pengawas Syariah LMI.
Dalam sesi tersebut, peserta dibekali pemahaman dasar mengenai hukum zakat, peran penting zakat dalam kehidupan umat, serta prinsip-prinsip syariah yang wajib diperhatikan dalam pengelolaannya.
Adapun materi keempat disampaikan oleh Program Director dengan tema “Membangun Program Pemberdayaan yang Berdampak”.
Materi ini menekankan pentingnya merancang program pemberdayaan yang efektif, strategi pelaksanaan yang tepat, hingga distribusi zakat agar manfaatnya berkelanjutan.
Sesi hari kedua ditutup dengan diskusi interaktif, di mana peserta aktif mengajukan pertanyaan terkait teknis pendayagunaan zakat dan strategi pemberdayaan masyarakat.
Lihat juga: Mahasiswa Ikom Umsida Belajar Kelola Media Sosial Metro Hari Ini
Memasuki hari terakhir pada Jumat (1/8), OJT diisi dengan materi kelima mengenai strategi marketing lembaga zakat yang dipaparkan oleh Marketing and Partnership Director.
Pemaparan tersebut menyoroti peran penting amil dalam penghimpunan dana, strategi pencapaian target, pemetaan potensi di berbagai daerah, hingga tahapan teknis penghimpunan yang sistematis.
Setelah sesi pemaparan, diskusi kembali digelar untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai pentingnya strategi pemasaran dalam menjaga kepercayaan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat.
Rangkaian kegiatan OJT resmi ditutup dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pemateri, panitia, dan peserta yang telah mengikuti program selama tiga hari penuh, dengan harapan ilmu yang diperoleh dapat diimplementasikan dalam mendukung kinerja dan pengabdian ke depan.
Melalui penyelenggaraan OJT daring ini, LMI berharap SDM baru memiliki pemahaman menyeluruh mengenai lembaga, nilai, budaya kerja, serta kompetensi teknis yang relevan untuk mendukung kinerja mereka dalam dunia kerja, kegiatan kerelawanan, maupun magang sehingga mampu memberikan kontribusi optimal bagi lembaga dan masyarakat penerima manfaat.
“Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal yang baik bagi para amil, relawan, dan mahasiswa magang untuk lebih memahami LMI dan menjalankan tugasnya dengan profesional serta berlandaskan nilai-nilai keislaman,” ujar Rizki Wulan dalam sesi penutupan.
Melalui pembekalan ini, SDM baru diharapkan tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga memahami visi dan misi lembaga, sehingga mampu bersinergi dalam menciptakan program yang berdampak nyata bagi masyarakat luas.
Penulis: Saskya Dewi Anggraeni
Penyunting: Salwa Rizky Awalya