Ikom.umsida.ac.id – Film 1 Kakak 7 Ponakan bukan cuma drama keluarga biasa. Di balik ceritanya yang nyesek, film ini ngegambarin gimana komunikasi.
Baik yang pake kata-kata maupun yang cuma pake gestur, jadi kunci utama dalam hubungan keluarga.
Gestur yang Bicara Lebih Banyak
Salah satu hal keren dari film ini adalah gimana komunikasi tanpa kata-kata jadi super penting.
Tatapan mata yang seakan menahan beban, bahu yang sedikit merosot sebagai tanda kelelahan, atau tangan yang menggenggam erat tanpa suara. Semua ini punya makna lebih dalam daripada sekadar ucapan.
Percaya gak percaya, gestur-gestur kaya gini itu super relate dengan kondisi bahasa tubuh manusia pada situasi tertentu.
Gestur dalam film ini bukan sekadar pelengkap, tapi jadi sarana utama buat menyampaikan emosi. Ada momen ketika sebuah tatapan lebih mengandung arti daripada seribu kata.
Entah itu kesedihan, ketidakpastian, atau justru harapan yang masih tersisa. Sentuhan kecil, seperti tangan yang mengusap bahu atau helaan napas berat, menegaskan konflik batin yang nggak bisa diungkapin dengan kata-kata.
Bahkan diamnya seseorang bisa lebih berbicara dibanding kalimat panjang. Gerakan tubuh yang tertahan, tatapan yang menghindar, atau sekadar perubahan postur tubuh ketika seseorang merasa nggak nyaman.
Semua ini membangun atmosfer emosional yang lebih nyata dan menyentuh hati penonton. So, kalian juga setidaknya harus sedikit paham tentang komunikasi non verbal dari lawan bicara kalian. Biar kalo marahan gak diem-dieman hehehehehe.
Dialog yang Mengubah Prespektif Obrolan dan Bikin Pandangan Berubah
Selain komunikasi tanpa kata, film ini juga nunjukin betapa pentingnya ngobrol dengan jujur dan terbuka. Awalnya, Moko cuma sekadar ngasih perintah, tapi lama-lama dia mulai beneran dengerin anak-anak ini.
Obrolan sama Maurin (Amanda Rawles), pacarnya, juga jadi momen penting yang bikin dia sadar kalau komunikasi yang baik bisa bantu menghadapi masalah dalam hidup.
Ending point pada film ini, hanya diselesaikan dengan 1 kalimat loh. “Kita tanggung bebannya bareng-bareng ya.” -Maurin (Amanda Rawles).
Dinamika antara Moko dan keponakannya makin berkembang seiring film berjalan. Dari yang awalnya cuma sekadar ‘ngurusin’ mereka, Moko mulai ngerti apa yang mereka takutin dan pengenin.
Dialog mereka jadi lebih dalam dan bermakna, ngajarin kita bahwa ngobrol itu bukan cuma ngomong, tapi juga soal dengerin dan ngerasain.
Komunikasi Itu Kunci!
Film 1 Kakak 7 Ponakan ngegambarin kalau komunikasi dalam keluarga nggak selalu soal ngobrol panjang lebar. Kadang, bahasa tubuh dan perasaan yang tulus justru lebih kena di hati.
Film ini ngajarin kita bahwa dalam keluarga, kata-kata aja nggak cukup. Yang paling penting adalah gimana kita bisa
saling paham dan terhubung dengan cara apapun, selama itu tulus dan dari hati.
Penulis : Kiki Widyasari Hastowo